***
Halo Hai pembaca setia 'SACRIFICE' 👋❤🤗
Yuk pencet bintang sebelum membaca 😊
Mari kita ramaikan part ini 🤩
________👇_________
[HAPPY READING]
***
Pagi ini, Delia sudah siap dengan seragam sekolahnya, setelah sehari dia tidak berangkat sekolah karena hari beratnya itu. Ditatap dirinya di pantulan cermin yang ada di kamarnya membuat gadis itu sesekali menghela nafas panjang.
Dia bersyukur masih kuat hingga saat ini, bukan hal yang mudah untuk menerima semua kepahitan yang ada dihidupnya. Tapi bagaimanapun keadaannya dia harus tetap menerima karena itu sudah menjadi garis takdirnya.
Dia masih memikirkan bagaimana keadaan papanya, setelah dia berbicara dengan dokter yang menangani papanya.
'Flashback on'
"Bagaimana keadaan papa saya dok?"
"Papa anda mengalami gagal ginjal. Sebelah ginjalnya sudah tidak berfungsi"
'Deg'
Mata Delia sudah berkaca-kaca. Namun masih bisa dia tahan. Mengapa dia baru tau jika papanya selama ini sakit?
"Apa papa saya bisa sembuh dok?"
"Bisa, tapi karena ginjal pasien sudah tidak berfungsi satu maka satu-satunya cara harus dilakukan operasi transplantasi ginjal yang cocok untuk pasien"
Delia tidak kuat menahan sesak yang luar biasa pada dadanya saat mendengar apa yang dikatakan dokter itu.
Dia tidak mau kehilangan papanya, cukup mamanya saja yang meninggalkan dirinya.
"Jangan ambil papa Lia Ya Tuhan" batin Delia sambil memejamkan matanya sekejap sambil menghembuskan nafasnya panjang.
"Baik dok, apakah papa saya sudah bisa dijenguk?"
"Bisa silahkan. Sebentar lagi papa anda siuman"
"Kalo gitu, saya permisi dok. Terimakasih"
Setelah keluar dari ruangan itu, air matanya yang dia tahan didalam langsung berjatuhan, dia memegangi dadanya yang terasa sesak.
Dia terduduk di tempat duduk yang ada di samping koridor. Tapi dia harus tetap kuat menjalani semuanya. Tidak boleh menyerah. Dihapusnya air mata yang terus berjatuhan itu, sesekali menghela napas panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
SACRIFICE [On Going][Revisi Berjalan]
Jugendliteratur[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [REVISI BERJALAN] *** Pengorbanan itu berarti merelakan sesuatu yang berharga (harta, tenaga, pikiran, waktu, bahkan nyawa) dari kita untuk diberikan kepada orang lain yang kita cintai dengan tulus demi kebahagiaan mereka. k...