37

500 98 849
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Haii!!

Gak ada bosen-bosennya aku ingetin kalian untuk pencet tombol bintangnya sebelum lanjut baca 😀

Dan jangan lupa ramaikan dengan komentar-komentar kalian, itu akan sangat membuat aku lebih semangat lanjut ngetiknya 🥺🥺❤

PLISS!! JANGAN JADI SIDERS YAAA 🥺🥺

Noted : jika ada TYPO tolong aku diingatkan

Yukk, langsung baca aja!

Enjoy

[HAPPY READING]

***

"Sesakit apa pun sebuah kejujuran, akan lebih menyakitkan ketika kebohongan terungkap."

- Reindra Bagaskara

***

"Lo mau ngomong apa, Ga?" tanya Delia kepada Raga saat mereka sudah menjauh dari kantin.

"Gue minta maaf, Del. Tadi pagi gue udah bentak-bentak lo. Dan juga gue minta maaf karena semalem gue-" ucapan Raga terpotong saat tangan Delia sudah bergerak keatas menandakan untuk Raga diam.

"Udah cukup,"

"Harusnya gue yang minta maaf, gara-gara gue, lo jadi luka." cicit Delia sambil menyentuh bibir lembam Raga.

"Lo gak salah, gue yang salah." ujar Raga.

"Gue bisa jel-"

"Gak perlu lo jelasin lagi, Ga. Udah." Delia benar-benar tidak ingin mendengar alasan apapun dari Raga. Dia tahu alasan apa yang akan di katakan oleh Raga, dan alasan itu akan semakin membuat Delia sakit hati nantinya.

"Tapi, gimana kalo yang lain tahu dan jadi salah paham."

"Gue yang akan jelasin ke mereka nanti."

"Udah kan? gaada yang mau diomongin lagi? kalo gitu gue balik ke kantin." saat Delia hendak melangkah pergi, namun tangannya di cekal oleh Raga.

"Del," panggil Raga kepada Delia. Tatapan mereka bertemu beberapa detik. Delia menatap lekat mata Raga begitu sebaliknya.

"Entar lo pulang bareng gue."

Delia menggeleng cepat, "Gue gak bisa."

"Kenapa? lo juga gak bawa motor."

"Gue balik bareng Rendra."

SACRIFICE [On Going][Revisi Berjalan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang