44

489 81 667
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

haii 🤠🤠 sudah pencet vote??

kalo sudah absen dolooo jam berapa kalian baca part ini 😀😀

di part ini paket komplit! jadi komennya harus rame dari part sebelumnya okee 💗✨

Semoga suka dengan part ini ♡♡♡

peringatan ambil baiknya, buang buruknya yaa gaiss!

typo tandain yaa

yukk!

happy reading gaiss !!❤

____

"Ketika kamu mencari yang sempurna, maka kamu akan kehilangan yang terbaik."

- Alfari Dewantra

____

Malam ini, hujan menguyur daerah pusat kota. Hawa dingin menusuk ke tulang gadis yang sedang berada di balkon rumah sakit. Sesekali gadis itu tersenyum saat melihat air hujan yang jatuh begitu deras. Seolah jatuhnya air hujan itu menjadi saksi bisu kesendiriannya malam ini.

Gadis itu terus menerus memikirkan Papanya, kenapa dari tadi pagi, Papanya tidak mengunjunginya? apa mungkin pekerjaan Papanya lebih penting ketimbang dirinya?

Lagi-lagi dia tidak boleh egois, Papanya bekerja juga untuk dirinya. Tapi apa salah seorang anak meminta kasih sayang lebih dari sosok Papanya?

"Pasti Papa masih sibuk ya, dari pagi gak dateng ke rumah sakit nemenin aku." gumamnya pada diri sendiri.

"Ma, Lia kangen banget sama Mama."

"Andai waktu itu, Raga gak nyelamatin Lia, pasti sekarang Lia udah sama Mama." ucap Delia ngelantur dalam lamuannya.

"Non Lia, jangan di luar. Masuk yuk ini hawanya dingin. Gak baik buat kesehatan Non Lia." suara khas Bik Inah terdengar dari arah pintu, namun tak dihiraukan Delia yang sedang melamun.

Bik Inah mendekat ke arah di mana Delia duduk. "Non Lia ngelamun?"

Delia sedikit terlonjak kaget saat bahunya di pegang oleh Bik Inah, dia menoleh sebentar lalu kembali menatap ke arah depan, "Enggak, Bik."

"Masuk yuk, di sini dingin."

Delia menggeleng, "Lia masih pengen di sini, Bik."

SACRIFICE [On Going][Revisi Berjalan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang