21

498 130 662
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Halo Hai pembaca setia 'SACRIFICE' 👋❤

Sebelum baca yuk pencet bintang dulu 😊

Noted : yang melihat TYPO tolong aku diingatkan

Dan jangan lupa komen disetiap paragrafnya juga 🤩

enjoy!

(HAPPY READING)

________👇________

***

Hari ini hari minggu, hari demi hari keadaan Arnan sudah semakin membaik, dia juga sudah diperbolehkan untuk pulang. Hal yang lebih membahagiakan untuk dirinya dan juga Renata adalah hari pernikahannya di majukan secepatnya.

Akhirnya setelah menunggu waktu sekian lama, kini mereka akan bersama. Banyak pihak yang berbahagia dengan adanya pernikahan itu. Terutama untuk Arnan dan juga Renata.

Jika bertanya apakah Delia mengetahui rencana pernikahan papanya, jawabannya tidak. Karena sampai detik ini juga keberadaan Delia belum ditemukan. Itu artinya dengan ketidaltahuam dan ketidakhadiran Delia, pernikahan akan tetap terlaksana.

Awalnya Arnan tidak setuju jika pernikahannya dilaksanakan tanpa kehadiran anak semata wayangnya itu, tapi Renata bersikeras untuk mempercepat pernikahannya. Mau tidak mau Arnan menuruti kemauan Renata. Karena dia tidak mau membuat Renata sedih.

Mungkin dia akan menjelaskan setelah Delia kembali nanti. Semoga Delia bisa mengerti.

Saat ini dia berada di kamar tidur anak semata wayangnya itu. Dilihatnya seisi kamar itu, sudah sangat lama dia tidak menginjakkan kaki ke kamar itu.

Dia tersenyum saat melihat sebuah bingkai foto, dimana Delia yang masih kecil di gendong almarhum istinya. Diraihnya bingkai foto itu.

"Maaf Nit, aku udah bikin kamu sedih. Seharusnya kamu bisa lebih bahagia bersama lelaki yang benar-benar mencintaimu, bukan seperti aku yang menikahi kamu karena perjodohan itu. Maaf aku udah bikin anak kita kecewa. Aku menyanyangi anak kita, tapi aku juga menyanyangi dia. Semoga kamu bisa mengerti semuanya. Bahagia disana kamu."

Arnan merasa dirinya serba salah di kala itu. Dia mencintai Renata tapi dia juga tidak bisa membantah perjodohan itu.

Kini dia memandang foto wajah anaknya.

"Nak, kamu dimana? Papa gak mau rasa bersalah ini semakin besar lagi karena Papa harus menikah tanpa sepengetahuan kamu."

Benar-benar rasa sesak ini semakin memenuhi dadanya. Sesekali dia menghela napas panjang. Mengapa sesakit ini saat memilih langkah yang seperti ini?

SACRIFICE [On Going][Revisi Berjalan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang