"His smile just now was real."
🐻🐻🐻
"Hanya ini? Kau serius tidak punya lagi buah strawberrynya?"
"Sudah, minum saja itu! Masih untung aku mau memberimu sesuatu. Kalau tidak mau biar kutelantarkan saja kau sampai bosan!" gerutu Vanya. Keusilan Yeonjun menipunya kemarin malam tampaknya sudah benar-benar merenggut seluruh sisa perdamaian antara mereka.
"Oke," kata Yeonjun, menancapkan sedotan ke susu cream itu. Bahkan, saking malasnya, Vanya suda tidak berpikir lagi saat mencomot satu kotak susu cream punya Beomgyu dari kulkas untuk Yeonjun. Beruntung ada yang rasa strawberry. "Yang penting ini strawberry," lanjutnya, lalu menyeruput susu itu ligat.
Vanya tiba-tiba menoleh ke Yeonjun. Memandangi bagaimana sobat maniak strawberrynya itu minum susu seraya mulai memainkan ponsel. Pemandangan yang rutin Vanya dapat pula akan eksistensi pemuda itu setengah terbaring di sofa rumahnya. Benar juga. Vanya menangis kemarin karena Yeonjun. Vanya marah pada Yeonjun juga karena dia khawatir pada pemuda itu.
Hanya saja—entahlah. Choi Yeonjun bagi Vanya hanyalah sebuntal sosok menyebalkan yang pernah ada.
"Misteri ter-update apa yang kali ini mau kau bahas, Choi Yeonjun," tanya Vanya, ikut duduk di sofa yang digunakan Yeonjun. Mengambil tempat di dekat kaki sang sobat.
Yeonjun masih terfokus pada layar ponsel, sedotan masih standby di mulutnya. "Tidak ada," sahutnya singkat.
"Ha? Kalau begitu kau pergi saja sana!" Vanya mendorongnya hingga lelaki itu berguling dan tersungkur ke lantai. Membuat gadis itu terkejut sendiri. "M-maaf. Aku tidak tahu kalau sekuat itu," cicitnya pelan.
Yeonjun meringis, rautnya terlihat tertekan. "Kau itu kalau ada dendam denganku mari bicarakan baik-baik. Jangan pakai kekerasan."
"Aku kan sudah minta maaf. Yang barusan tidak sengaja."
"Apa karena candaanku sampai kau menangis kemarin? Oke, aku minta maaf. Apa yang bisa kulakukan untuk menebusnya?"
Vanya menahan tawa. Ternyata Yeonjun ini pengertian juga.
Melihat si gadis tidak merespon dan malah membuang muka, membuat Yeonjun menghela napas pasrah. Meraih ranselnya. "Kau ingin aku pergi? Oke, aku pergi sekarang. Lain kali, tolong bilang kalau kau tidak suka aku main ke sini."
"Yak! Kenapa kau jadi baperan begini?!" Vanya menangkap satu tangannya. "Duduklah lagi. Yang sensitif itu sekarang harusnya hanya aku. Jangan kau juga!"
Yeonjun tercengo dengan statement itu. Apaan maksudnya? Tapi daripada memperpanjang keributan tak berarti, alangkah baiknya kalau dia menurut saja. Melepas tas dan kembali duduk ke tempatnya.
Tak lama sampai kediaman Choi itu kedatangan tamu.
"Annyeong~"
Vanya langsung berdiri menyambutnya. "Ah, Hyuka? Kau sudah datang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] NEVER ENDING STORY
FanfictionMenggemaskan, cerdas dan selalu bersemangat adalah kata-kata yang sangat menggambarkan seorang Choi Beomgyu. Namun, tragedi terjadi. Mengubah kepribadian anak itu seratus delapan puluh derajat! ⚠️ 𝐖𝐀𝐑𝐍 -- 𝐃𝐄𝐏𝐈𝐂𝐓𝐈𝐎𝐍𝐒 𝐎𝐅 𝐌𝐄𝐍𝐓𝐀𝐋 �...