"You have brother and sister now. Not alone."
🐻🐻🐻
Hari-hari berlalu tanpa adanya sesuatu yang menarik. Hanya rumah yang jadi terasa lebih dingin semenjak kedatangan Beomgyu. Biasanya sepanjang hari akan gaduh karena kelakuan Soobin yang suka iseng dengan Vanya, atau Vanya sendiri yang melecut kerusuhan lebih dulu. Sayang sekali, saat ini Soobin makin disibukkan dengan kuliah dan pacaran, sehingga Vanya sendiri yang terpaksa mandiri mengatasi intensitas interaksi dengan Beomgyu.
Beomgyu hanya perlu waktu.
"Lagi. Lagi."
Vanya yang tadinya sedang mengerjakan tugas membuat puisi pun jadi frustasi. Suara Soobin yang memenuhi sepasang rungunya selalu terlalu mengusik sekarang-sekarang ini. "Apalagi, sih? Aku ini sedang membuat tugas, wahai Oppa-ku yang terhormat!"
"Kau akan berdiam di kamar sepanjang malam, kan? Kalau aku tidak aku tegur begini. Mana belas kasihmu pada adik kecil kita?"
"Beomgyu baik saja di kamarnya," balas Vanya ogah-ogahan menoleh ke ambang pintu tempat Soobin sudah menyembulkan kepala.
Soobin menyentuh dadanya sendiri, berucap dengan lebay. "Kalau begitu jangan salahkan adik kecil kita kalau nanti dia tumbuh jadi adik durhaka."
"Kau bicara seolah Beomgyu itu adalah anak kita saja," ketus Vanya, tak pernah menyerah melawan.
Soobin menahan tawa, mulai membawa tubuhnya masuk ke kamar itu dan berdiri dengan benar—berniat untuk membuka ajang sidang ala-alanya. "Vanya, apa kau sudah pernah melihat teman Beomgyu mampir ke rumah saat siang?"
"Tidak. Tiga hari ini sejak pertama masuk sama saja. Dia pulang sendirian karna aku banyak mengurus hal di sekolah, dan biasanya saat aku pulang dia sudah berdiam di kamar. Seperti yang kau lihat sekarang."
"Tidak ada sama sekali? Di sekolah juga?"
Vanya mencoba mengingat-ingat. "Hmm, sepertinya iya. Dia tidak pernah terlihat di kantin, dan jarang juga di manapun. Entahlah, kurasa dia sudah punya tempat tongkrongan pribadi."
Soobin langsung menutup mulutnya, rautnya tampak terkejut berlebihan. "Woah, Van. Apa kau tidak tahu apa artinya itu?"
"Apa?"
"Bagaimana kalau selama ini dia dibully?!" Lelaki itu langsung serius, ekspresinya berubah marah.
Membuat Vanya yang tadinya hanya terus menelungkup dengan buku di atas kasur sontak duduk, agak cemas kalau saja Soobin mendadak meledak-ledak tanpa alasan jelas begini. "Aku rasa tidak juga," bantah Vanya lebih serius. Malahan orang-orang yang akan takut dengannya. Dia itu es!
"Dari mana kau tahu?"
"Dia bisa saja minta berhenti dari sekolah umum atau pindah kalau memang begitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] NEVER ENDING STORY
FanficMenggemaskan, cerdas dan selalu bersemangat adalah kata-kata yang sangat menggambarkan seorang Choi Beomgyu. Namun, tragedi terjadi. Mengubah kepribadian anak itu seratus delapan puluh derajat! ⚠️ 𝐖𝐀𝐑𝐍 -- 𝐃𝐄𝐏𝐈𝐂𝐓𝐈𝐎𝐍𝐒 𝐎𝐅 𝐌𝐄𝐍𝐓𝐀𝐋 �...