THE SECRET OF WHITE DAY
"Noona, happy white day!" Beomgyu, Taehyun serta Hyuka tiba-tiba saja muncul di festival pembukaan musim semi tahun ini; 14 Maret—perayaan white day sudah tiba lagi. "Untuk Noona!" Beomgyu menyodorkan cokelat miliknya.
Alih-alih memiliki waktu kencan dan menerima hadiah dari seorang kekasih idaman, Vanya malah mendapatkannya dari para adik menggemaskan yang akhir-akhir ini gencar sekali menempel dengannya. Terkhusus Choi Beomgyu, yang sekarang sudah lebih aktif menyebarkan tawa dan senyum ke semua orang—apalagi untuk kakak perempuannya sendiri. "Terima kasih."
"Noona jadi mendaftar SU*? Apakah testnya berjalan lancar?"
*SU = Seoul University
"Tentu. Aku sudah mengikuti test dan tinggal menunggu hasilnya minggu depan. Tolong, bantu doakan yang terbaik, ya?"
"Itu pasti, Noona. Aku juga akan belajar dengan baik biar bisa menyusul ke sana. Nih, untuk Noona." Itu Kang Taehyun, yang dengan santai ikut menyodorkan cokelat miliknya.
Hyuka juga tidak mau ketinggalan. "Ini dariku."
Vanya jadi menahan tawa melihatnya. "Hei, apakah para adik ini tidak tertarik mencari pacar? Kalian semua sempurna. Berhenti membuatku terlihat seperti Noona-Noona pedo penggoda anak di bawah umur."
Anak-anak itu tergelak mendengarnya. "Noona bukan penggoda, astaga."
"Tapi, orang-orang terus memandangi kita dengan aneh karena kalian berkumpul di sekitarku begini," kata Vanya, memelankan suara seraya sekilas melirik kiri dan kanannya. "Oh, ayo kita melakukan selca berempat sekarang, dan setelahnya kita berpencar, oke? Setuju?" Buru-buru gadis itu merogoh ponselnya, mengarahkan ke depannya sementara anak-anak itu mengambil posisi di belakangnya.
"Bisa Noona naikkan sedikit kameranya? Wajahku terpotong setengah," ungkap Hyuka terlalu jujur.
"Kau yang terlalu tinggi, Hyuka-ya!" keluh Vanya agak tersinggung. Anak-anak ini cepat sekali tumbuh tingginya! "Satu, dua, ti—" Cekrek!
"Pose V! Satu, dua ti—" Cekrek! "Hearteu! Satu, dua..."
"AAAAAAAAA!!" Pekikan seorang wanita menginterupsi kegiatan semua pengunjung festival di tempat itu. Dengan panik dia menunjuk pada mobil hitam yang sudah melesat gesit menjauhi lokasi. "Mobil itu! Dia membawa putraku! Mereka menculiknya! Tolong, siapapun selamatkan dia!" racaunya, dan beberapa langsung membuka ponsel untuk cepat menghubungi polisi.
Vanya langsung menatap waspada ke sana, bergerak mundur sambil mengumpulkan anak-anak yang bersamanya. "Tetap di dekat Noona, semuanya!" desisnya cemas, dan langsung menelepon Soobin yang memang berjanji menyusulnya.
"Halo?"
"Halo, Oppa! Bisa jemput kami lebih cepat? Barusan ada penculikan tanpa motif di sini. Aku sedang bersama para adik!"
"Tahan di sana! Tetap di tempatmu, dan jangan biarkan mereka menjauh darimu!" Nada bicara Soobin sudah berubah panik, Vanya bisa tahu dari mendengar melalui telepon bahwa Soobin refleks beranjak karena omongannya barusan. "Aku ke sana sekarang."
"Hati-hati!"
Sambungan telepon terputus. Vanya jelas bisa menebak seberapa cepat Soobin berkendara saat sepanik ini.
Menggenggam tangan tiga anak-anak itu agar menetap di sisinya, Vanya merasakan keringat dingin mulai mengalir dari dahinya. Trauma tidak mungkin semudah itu pergi, 'kan?
Apakah ini dimulai lagi?
–END–
Keep in touch with author through;
Ig : ©park_cath
Twt : ©cyeonvibe
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] NEVER ENDING STORY
FanfictionMenggemaskan, cerdas dan selalu bersemangat adalah kata-kata yang sangat menggambarkan seorang Choi Beomgyu. Namun, tragedi terjadi. Mengubah kepribadian anak itu seratus delapan puluh derajat! ⚠️ 𝐖𝐀𝐑𝐍 -- 𝐃𝐄𝐏𝐈𝐂𝐓𝐈𝐎𝐍𝐒 𝐎𝐅 𝐌𝐄𝐍𝐓𝐀𝐋 �...