24. Acknowledgment

1.2K 345 64
                                    

"This will be the scariest night ever

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"This will be the scariest night ever."

🐻🐻🐻

Choi Saehee namanya—nama Ibu Beomgyu yang terbunuh, bersamaan ketika mereka diculik saat perayaan white day dan Beomgyu disiksa cukup tragis. Wanita inilah yang menjadi tempat hati Lee Seohan berlabuh dan mereka bercinta dalam kurun waktu sekitar tiga tahun, sebelum Saehee terpaksa meninggalkannya untuk menikah dalam perjodohan dengan Choi Myeongsu—ayah kandung Beomgyu.

Choi Myeongsu adalah pria yang baik, dia pengertian dan selalu menempatkan Saehee sebagai prioritas sehingga mereka pun benar-benar bisa saling membagikan perasaan dan hidup bahagia bersama putra kesayangan, Choi Beomgyu.

Naas, kenyataan lain seolah tak menerima keadaan membaik semudah itu. Setelah diam sekian lama, usai dengan memendam dengki yang membesar, Lee Seohan menculik Ibu dan anak itu di hari istimewa dan memberikan mimpi terburuk yang pernah ada. Dunia terasa begitu sempit saat kau membuka lembaran lebih jauh ke belakang—ke masa terdahulu sebelum konflik romansa semacam ini terjadi;

Lee Seohan, adalah korban penculikan juga, sama seperti Beomgyu, di masa lampau. Dirinya telah mengalami gangguan psikis sejak muda karena kehilangan seluruh anggota keluarga, kemudian diangkat menjadi adik angkat dari Lee Seona, atau Ibu dari Vanya dan Soobin—yang kini mendapat marga dari suaminya menjadi Choi Seona. Itulah mengapa Lee Hyuka menjadi sepupu mereka dari pihak Ibu.

Yeah, dunia benar-benar jadi terasa sempit saat faktanya Choi Myeongju—ayah Soobin dan Vanya—adalah kakak lelaki dari Choi Myeongsu, ayah Beomgyu. Alasan mengapa Myeongju lah si pemilik hak asuh anak paling sah atas nama Choi Beomgyu dalam pengadilan ketika dia mengadopsinya.

Lee Seohan yang merasa tersakiti, plus memiliki gangguan psikis cukup serius pun membentuk individu baru dalam dirinya (seorang pedofil yang terobsesi dengan anak lelaki muda, Choi Beomgyu). Inilah sebab mengapa hari itu, dia menyebutkan kalimat yang bagi Beomgyu paling mengerikan yang pernah dia dengar.

"Kalau aku tidak bisa memilikimu, maka siapa pun tidak bisa."

Ya, benar. Kematian Saehee dan Yoorae di saat bersamaan selanjutnya menjadi sebuah kesengajaan berlandaskan kekecewaan Lee Seohan dengan semua wanita yang pernah berhubungan dengannya. Lee Hyuka pun turut menjadi salah satu tokoh yang tersakiti pula dalam kasus ini, ketika anak itu berucap; "Vanya Noona harus merelakan Sunbae itu. Persis ketika kita berdua terpaksa merelakan kepergian Ibu kita di saat bersamaan."

Tragis dan menyedihkan. Apalagi ketika itu harus turut menimpa nasib para anak.

Di samping itu, Choi Yeowu yang merupakan ayah dari Choi Yeonjun merupakan musuh bebuyutan Lee Seohan saat di masa sekolah dalam mendapatkan hati Choi Saehee. Tidak terima dengan kehidupan sejahtera keluarga Yeowu, suatu kali Seohan menculik Yeonjun putranya menjelang hari pertama masuk, dan mengancam anak itu sekian hal menakutkan seperti celakanya orang tua, demi bersedia menuruti semua misi yang diberikan.

Tanpa Yeonjun sempat menyadari atau mengingat kembali ... bahwa Beomgyu si target, ternyata tak lain adalah adik angkat dari sahabatnya sendiri, Choi Vanya.

"Itu adik barumu yang kau ceritakan itu?"

"Iya, ini hari pertamanya di sekolah ini."

"Kau benar, dia tampak berbeda dari yang terakhir kali kutemui ... tiga tahun lalu, mungkin? Dia masih suka puding?"

Sekian alibi pun terpaksa terlontar bahkan tanpa Yeonjun perlu mengeluarkan effort besar. Pernyataan soal kasus dan kesamaan misteri yang tersebar di sekolah pun menjadi batu loncatan Yeonjun yang seakan menggambarkan aba-aba peringatan tersirat kepada sobat karibnya.

"Dari yang aku lihat, Van, ramalan itu mengatakan kalau tahun ini akan ada lebih banyak korban meninggal dunia, itu bahkan dimulai besok. Kata ramalannya, korban yang akan muncul mulai besok akan berasal dari kelas 2B!"

"Ah, itu nama adikku! Choi Beomgyu, 2B!" Vanya menoleh ragu saat itu, senyumnya memudar saat kepalanya baru selesai memproses semua penuturan temannya. "Ap-apa katamu, Jun?"

"K-kelas 2B."

Tanpa Vanya tahu ... bahwa Yeonjun sudah melihat nama Beomgyu lebih dulu di sana, dan tahu bahwa dia akan terus melaporkan nama-nama siswa dari kelas itu untuk menjadi korban pembunuhan, karena berpotensi paling besar untuk berusaha mendekati Beomgyu.

Menyembunyikan raut tegang yang akan menimbulkan curiga, Yeonjun sempat meneguk ludah sendiri dengan susah. Hari itu dia membuat kebohongan pertamanya dengan Vanya.

Maafkan aku, Van.

***

Soobin menyetujui dengan mudah ketika mendengar dari Hyuka kalau Vanya ingin Soobin yang datang ke kamarnya. Vanya terlalu takut bahkan hanya untuk bersuara, apalagi keluar dari kamar. Terlebih saat ini, mereka malah tengah berkumpul di kediaman Lee Seohan, alias di dalam markas si pembunuh yang merupakan dalang dari sekian kasus kematian misterius selama ini.

Soobin kehabisan kata-kata saat membaca pesan panjang Yeonjun, ditambah beberapa penjelasan pendukung dari Vanya langsung.

"J-jadi ... dibalik ini semua ... P-paman Lee?"

Vanya mengangguk. "Yang menyelinap ke rumah Taehyun untuk membunuh anak itu juga, pasti dia orangnya," bisik Vanya, pelan sekali. "Aku ingat sempat melihat beberapa bekas pukulan akibat ulahku dengan Hyuka malam itu. Dia pasti berusaha menyembunyikan dan menutupi itu lewat gelagatnya agar kita tidak curiga."

"Aku bahkan tidak pernah terpikir bahwa ini dia." Soobin menyulut protes, memandang ke layar ponsel Vanya lagi. "Apalagi ... Yeonjun ternyata—"

"Ya. Ini juga tidak adil untuknya, aku tahu itu," sergah Vanya, dan air mata bergulir sangat cepat setiap nama itu diucapkan. "Sangat sakit memikirkan yang itu. Jadi, tolong, jangan mengungkitnya lagi." Vanya membuang muka, berusaha agar kesedihan tidak terus mengambil alih dirinya.

Soobin menyerah, melemaskan bahu seraya duduk tepat di samping si gadis pada pinggiran ranjang itu. "Kau sudah membaca seluruh pesannya?"

"Belum. Masih ada sekitar dua bait pesan terakhir tapi aku sudah tidak sanggup lagi. Mungkin aku perlu waktu."

Soobin mengulurkan tangan untuk menggamit milik Vanya. Merendahkan suara. "Van, kau harus—"

Tok! Tok! Ceklek!

"Oh, kalian di sini?" Lee Seohan membuka pintu, memunculkan hanya kepala tetapi sudah berhasil membuat Soobin serta Vanya menahan napas ngeri. "Kenapa tidak berkumpul bersama yang lain untuk makan malam? Maaf untuk tiba-tiba membuka pintu dan mengganggu kalian. Kami akan menunggu." Lee Seohan tampaknya berpamitan karena tahu betapa serius Soobin dan Vanya melakukan konversasi. Sementara kedua muda-mudi itu masih menegang di posisi.

Tampaknya malam ini akan jadi malam paling menegangkan yang pernah ada.

[✓] NEVER ENDING STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang