22. Theory Begins

1.4K 359 94
                                    

"Everything seemed suspicious when the theory began

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Everything seemed suspicious when the theory began."

🐻🐻🐻

Besoknya, Soobin membuat satu keputusan yang dia pikir bisa mengamankan semuanya.

Oleh sebab rumah mereka dan rumah Taehyun sudah sempat terjamah oleh si pembunuh keparat itu, dia berinisiatif untuk menyembunyikan para anak-anak ini—Beomgyu, Taehyun serta Hyuka—menginap di kediaman Hyuka di suatu tempat terpencil Kota Seoul, Kyeong-gul. Tadinya ingin Vanya sekalian ikut saja pindah ke sana, namun agaknya gadis itu sangat keras kepala.

"Mereka 'kan sudah aman di sana. Aku malah tidak tenang kalau kau sendirian di sini," kata Vanya dengan jujur, saat akhirnya diijinkan Soobin untuk tinggal bersamanya guna membereskan sisa keperluan untuk dibawa ke kediaman Lee Hyuka. Bagaikan kediaman Hyuka itu adalah tempat pengungsian saja.

"Ck, bukannya kau sendiri yang bilang harus terus bersama Beomgyu biar menjaga dia? Soal aku sama sekali bukan masalah."

"Kalau aku sih tidak penting. Kematianku tidak akan menguntungkan siapa-siapa."

Vanya yang tadinya sedang melilit perban di lengan Soobin yang terluka jadi relfek mengetatkan perbannya. Mendadak diserang memori momen lampau membuat napas gadis itu tercekat. Kenapa sulit sekali hendak membuka lembaran baru dan bergerak maju?

Yeonjun yang hobi bicara mengawur itu menyebalkan sekali! Sungguh!

"Ahhkk! Pelan-pelan, dong. Bukannya membantu. Kalau begini, namanya menyiksa, tahu!" aduh Soobin, meringis sambil memandang nanar lengannnya.

Vanya terkesiap, baru sadar. "Lagian, kau itu. Ada-ada saja. Mau dia atau pun kau sama saja! Tidak ada pembedaan, siapa pun yang menjadi target atau apapun yang berpotensi dalam bahaya. Kalian semua perlu dijaga! Kau tahu itu!"

"Memangnya apa yang gadis kecil sepertimu bisa lakukan untuk menjagaku?" ledek Soobin, bermaksud bercanda.

"Aku akan memukul lukamu ini kalau kau terus bermain-main, Bin." Vanya ternyata tidak terpengaruh candaan itu. Malah makin naik tensi dibuatnya. Soobin pun memutuskan untuk menyudahi gurauannya.

Bisa-bisa bahaya kalau diteruskan.

Diam-diam Soobin mengomel dalam gumaman sangat pelan. "Ckck, kadang aku heran, aku ini punya adik apa punya Noona."

"Apa katamu?" tanya Vanya, sebab tidak mendengar jelas.

"Tidak ada," balas Soobin cepat. "Terima kasih sudah mengobatiku."

"Apa perlu berterima kasih begitu? Biasanya kau malah suka menyuruh-nyuruh, 'kan?" ketus Vanya sama sekali tidak tersentuh. Lantas mengalihkan pandangan ketika menyudahi kegiatan mengganti perban Soobin semalam. Duduk menyandar dan mulai fokus mengutak-atik ponsel tanpa tujuan jelas. "Kita beres-beres sebentar lagi saja. Kau istirahat dulu. Tanganmu pasti masih sakit sekali," kata Vanya tanpa menoleh.

[✓] NEVER ENDING STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang