"How if he's gonna be the next victim?"
🐻🐻🐻
Lee Hyuka namanya. Anak usia sama seperti Beomgyu yang merupakan sepupu dari keluarga besar pihak Ibu. Anak itu juga kerap bermain dengan Beomgyu di beberapa kesempatan terutama di masa SMP. Mungkin Choi Vanya belum mengenalnya dekat, atau mungkin tidak sama sekali.
"Hai, Gyu. Masih ingat aku?" kata Hyuka, tersenyum sangat manis. Luar biasa, anak itu datang bertamu ke rumah mereka saat jam telah mendetakkan angka sepuluh. Waktu yang tepat untuk rutinitas tidur normal.
Ah, anak itu memiliki senyuman yang manis juga. Kendati pun merasa asing, Vanya lantas menyenggol lengan Soobin di sampingnya. Penasaran. "Siapa anak ini?" bisiknya.
Soobin menoleh spontan. Menjawab lugas. "Sepupunya Beomgyu. Bagus mempertemukan mereka. Membuat Beomgyu kembali aktif adalah keinginan kita semua, 'kan?"
Beomgyu diam saja di sana. Menatap lurus sosok yang mengaku bernama Lee Hyuka itu—dia lebih tinggi dan berkulit mulus. Benarkah itu? Benarkah kami sempat membuat kenangan dahulu? "Maaf, tapi kalau boleh jujur, aku mungkin saja sudah lupa denganmu."
Hyuka mengatupkan mulut. Entah mengapa, meski sudah menduga hal tersebut memiliki kemungkinan besar untuk dia hadapi, rasanya masih tetap sakit. Maksud Hyuka, ayolah, dilupakan oleh seseorang yang cukup berarti untuk kita? Isn't it a big deal? "Tak apa, aku mengerti," katanya, seraya menarik senyum lalu mengeratkan pegangannya pada kardus susu cream yang sejak tadi dia bawa menggunakan kedua tangannya. "Setelah kejadian itu, ini adalah pertemuan pertama kita. Jadi, aku berniat membawa sedikit hadiah. Dulu, selain makan puding, kau sangat suka minum susu ini. Aku membelinya banyak untukmu. Semoga kau suka menikmatinya."
Beomgyu menerimanya, mengangguk lambat. "Hm. Terima kasih."
"Apa yang kau lakukan? Apa kedatanganku menganggu?"
"Biasa saja. Aku biasanya memang tidak mengerjakan hal penting," jawab Beomgyu sekenanya, datar dan dingin.
Soobin yang menyadari penuh kecanggungan itu pun kontan mengambil alih kotak kardus yang sudah berpindah pada Beomgyu. "Ah, biar Hyung simpan ini di lemari pendingin, ya. Kau bisa ambil sendiri nanti secara berkala, setelah Vanya menatanya di sana."
Vanya mencebik pada Soobin. "Lah? Kenapa jadi aku? Tadi katanya kau yang mau menyimpannya!"
"Aku malas menatanya. Ini berat. Tugasku membawakannya ke sana saja."
"Kerja itu jangan setengah-setengah, dong. Hyung macam apa yang pelit sekali menawarkan bantuan penuh begini, uh?!"
"Tidak apa, Noona." Beomgyu bersuara, menginterupsi. "Aku bisa menyimpannya sendiri ke sana nanti," katanya, dan langsung membuat Vanya melotot panik. Sepenuhnya menyalahkan Soobin. Yak! Kakak tidak berguna! Ini semua karenamu!
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] NEVER ENDING STORY
FanfictionMenggemaskan, cerdas dan selalu bersemangat adalah kata-kata yang sangat menggambarkan seorang Choi Beomgyu. Namun, tragedi terjadi. Mengubah kepribadian anak itu seratus delapan puluh derajat! ⚠️ 𝐖𝐀𝐑𝐍 -- 𝐃𝐄𝐏𝐈𝐂𝐓𝐈𝐎𝐍𝐒 𝐎𝐅 𝐌𝐄𝐍𝐓𝐀𝐋 �...