"I'm more afraid that I have to be here ."
🐻🐻🐻
Malam itu, Vanya pulang tak lama setelah mendengar omongan Yeonjun yang tidak terduga itu.
Berhenti, katanya?
Helaan napas bahkan tak putus terus dikeluarkan dari mulut gadis itu. Keresahan terus saja mengikuti setiap langkah kakinya.
"Dari mana kau?" Suara Soobin yang kebetulan menyusul datang ke dapur itu cukup mengagetkan Vanya.
"Ck, bukannya aku sudah kabari lewat pesan kalau mau bertemu dengan Yeonjun," jawab Vanya, menatap jengah Soobin yang surainya selalu saja terlihat basah saat malam—baru selesai mandi.
"Oh, tumben bertemu di luar." Soobin menyahut basa-basi, membuka kulkas guna mendapatkan air minum dingin.
"Ada tugas yang perlu didiskusikan, kami bosan terus menghabiskan waktu di dalam rumah juga."
Soobin menyudahi acara teguk minumnya, menutup botol dan menutup pintu kulkas. "Kudengar, kau sedang mencari tahu sesuatu, ya?"
Vanya menegang, kontan menoleh. "M-mencari tahu apa?"
"Waktu itu, kau ijin pergi ke Gangwon-do dengan Yeonjun tujuannya untuk mencari tahu itu, 'kan? Aku juga tidak sengaja melihat banyak koran berita pembunuhan di kamarmu dan kamar Beomgyu akhir-akhir ini."
"T-tapi 'kan—"
"Kau kira aku tidak memperhatikan?" kata Soobin jadi serius. "Aku memang terlihat jarang menghabiskan waktu bersama kalian, tapi aku tetap kakak yang paling bertanggung jawab atas kalian berdua, 'kan?"
"Aku tahu."
"Ekhem!" Beomgyu berdeham ketika datang. Konversasi serius yang tak sengaja telinganya tangkap barangkali kurang menyamankan dirinya ada di sana. Namun, terlambat untuk memutar haluan pergi dari dapur sana ketika sampai, maka Beomgyu memutuskan untuk membuat dua orang di sana menyadari keberadaannya saja. "Hyung dan Noona ... sudah makan malam?"
Vanya menahan napas mendengarnya. Tumben sekali.
"Ak-aku sudah. Di cafe. Bersama Yeonjun. Barusan," jawab si gadis terputus-putus. Gugup menjadi gampang sekali melingkupi dirinya setelah semua yang dia alami sebelum ini.
"Bukan adik kandung Noona."
"Ini di luar kendaliku. Di luar kendali kita."
"Aku juga sudah. Di kampus karena diajak temanku usai kelas terakhirku. Kau bagaimana, Gyu?" Itu Soobin, yang menjawab jauh lebih santai ketimbang Vanya di sampingnya.
Beomgyu mengangguk. "Aku juga sudah. Aku memasak ramyeon saat Hyung dan Noona belum pulang tadi."
"Oh? Maafkan aku, pergi tidak meninggalkan masakan apa pun. Aish, aku bodoh sekali," kesal Vanya sendiri, membuat Beomgyu menahan senyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] NEVER ENDING STORY
FanfictionMenggemaskan, cerdas dan selalu bersemangat adalah kata-kata yang sangat menggambarkan seorang Choi Beomgyu. Namun, tragedi terjadi. Mengubah kepribadian anak itu seratus delapan puluh derajat! ⚠️ 𝐖𝐀𝐑𝐍 -- 𝐃𝐄𝐏𝐈𝐂𝐓𝐈𝐎𝐍𝐒 𝐎𝐅 𝐌𝐄𝐍𝐓𝐀𝐋 �...