Vector by: @erstvul_
Sequel Of My Killer Ketos (Versi lama)
Buat kamu yang belum baca My Killer Ketos versi lama, bisa dibaca dulu di akun @meliyanaajia dengan judul Ketua OSIS Killer, karena konfliknya berbeda
Pertahankan apa yang membuatmu berhar...
Makasi antusias kalian di prolog, aku seneng. Part pertama panjang nih, siap ramaikan setiap paragraf?
Kalian udah baca LangTari belum? Yang belum baca yuk baca sambil nunggu My Precious, ga kalah seru😗
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Ganendra Aghaza Pratama)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Aurora Putri Dinantara)
HAPPY READING
1. Kandang Macan
Ganendra Aghaza Pratama.
Lelaki berparas tampan yang menggemaskan dan jenius yang digemari hampir semua siswi di SMA Aksara Bangsa. Dengan langkah percaya diri dan melempar senyuman manisnya yang mampu membuat hati siapapun meleleh melihatnya, ia menelusuri lorong sekolah berniat untuk tebar pesona dan menggoda para siswi yang kemudian akan menjerit histeris. Itulah hobi Ganendra.
"Hai cewek!" Ganendra mengedipkan matanya genit pada salah satu siswi yang berdiri di depan kelas dengan dua temannya. Gadis itu tampak menahan jeritannya dengan susah payah. Pipi yang merona tidak bisa ia sembunyikan. Disapa genit oleh Ganendra saja mereka bahagia bukan main, apalagi jadi kekasihnya.
"Hai, lo mau gak jadi pacar gue?" Ganendra tersenyum genit pada siswi lainnya. Siswi berambut panjang nan keriting itu menutup mulutnya sendiri dengan matanya membulat. Ia menatap tk percaya pada Ganendra yang kini sedang menatapnya seolah menunggu jawabannya sembari melangkah mundur menjauh.
"Gue mau!" jawab siswi itu dengan antusias.
"Tapi guenya gak mau," ujar Ganendra dengan enteng yang membuat hati siswi tadi patah seketika. Ia menampilkan raut wajahnya yang kecewa, bibirnya mengurucut dengan sorot mata sedih. Tapi Ganendra tidak peduli, ia hanya bercanda.
Ganendra terus melangkah mundur, hingga saat ia membalikkan badan. Tubuhnya menabrak seseorang.
"Eh, maaf ,maaf," ujar Ganendra. Ia melotot kala melihat siapa yang ia tabrak.