3. Pengusik

2.4K 389 213
                                    

Ada yang nungguin My Precious?😗

Part ini panjang, jangan lupa untuk ramaikan komentar di setiap paragraf🔥

⚠️TERDAPAT ADEGAN 18+ MOHON YANG DIBAWAH 18+ HATI-HATI DALAM MEMBACA, SKIP SETELAH ADEGAN TELEPON🔞

HAPPY READING

3. PENGUSIK

Keluarga Genta tampaknya cukup harmonis. Hanya saja ia sebagai dokter spesialis jantung di salah satu rumah sakit ternama di Jakarta, membuatnya sering pulang larut malam sehingga jarang berkumpul dengan keluarganya. Tapi malam ini, Genta meluangkan waktunya agar bisa berkumpul di rumah, ia merindukan kehangatan keluarganya. Kini tampak beberapa cemilan di atas meja yang terdapat di ruang tengah. Aurel menyiapkan cemilan untuk menemani mereka bersantai. Ditambah lagi dengan telivisi yang menyala.

Genta dan Aurel dikaruniai dua anak. Arsen merupakan anak pertama mereka dan Talia Sasha Gabrellia adalah anak keduanya yang sekarang masih duduk di bangku kelas 8. Talia juga satu sekolah dengan Kevin dan Mevin.

Genta duduk sembari menyenderkan punggungnya ke sofa. Merasakan kehangatan keluarganya membuat rasa lelah Genta hilang begitu saja. Talia duduk di sebelah Genta sembari menyender di dada bidangnya. Talia lebih manja ke Genta ketimbang Aurel. Sedangkan Arsen dan Aurel duduk selesahan di bawa sofa sembari menyender di kaki sofa.

"Gimana Arsen, Talia, sekolahnya?" tanya Genta. Ini adalah salah satu bentuk perhatian yang Genta berikan pada kedua anaknya.

"Arsen suka tidur di kelas," ungkap Arsen dengan jujur.

"Talia lebih pintar dari pada abang, wlek!" ejek Talia sembari menjulurkan lidahnya.

"Arsen jangan tidur terus, ntar ketinggalan pelajaran gimana?" balas Genta, lembut.

"Arsen kalau tidur, otak Arsen masih bekerja, Pa," kekeh Arsen. "Buktinya, Arsen masih dapat tiga besar."

Genta menghela nafasnya. Syukur-syukur Arsen pintar. "Ini nih, pasti Mama sering tidur di kelas waktu sekolah, makanya anaknya gitu," sindir Genta pada Aurel.

Aurel menggeleng. "Asal Papa tau, Mama gak pernah tidur kalau sekolah. Papa kali yang tidur." Ia tak terima dituduh tidur di kelas ketika masih sekolah. Ia lalu melanjutkan mengemil cemilannya yang tertunda.

"Papa gak pernah tidur di kelas, tanya aja sama Geanno."

"Udah, udah. Kok jadi ribut?" sela Arsen.

"Papa tuh duluan," cibir Aurel.

"Iya, yang waras ngalah," kekeh Genta.

Ponsel Arsen di atas meja berdering, tanda ada pesan yang masuk. Lantas ia meraih ponselnya. Sontak kedua matanya membulat ketika melihat siapa pengirimnya. Jantung Arsen langsung berdegup tak keruan. Tumben sekali gadis ini mengirim pesan duluan padanya? Ia memegang dadanya sendiri yang berdebar. Sudah lama ia mengode gadis yang ia cintai ini tapi tidak pernah peka. Sampai-sampai ia kehabisan cara untuk mengodenya. Arsen tidak pernah salah tingkah ketika berada di dekat gadis ini, mungkin itu yang membuat gadis itu semakin tidak peka. Ya, ia persis seperti Aurel dulu, ia cukup mampu mengendalikan diri untuk tidak salah tingkah. 

Genta yang melihat Arsen memegang dada seperti itu membuatnya bertanya, "Arsen, kamu gak apa-apa?" 

Arsen mendongak. "Jantung Arsen, Pa," ujarnya tertahan.

"Kenapa?" Genta sedikit panik, ia menegakkan punggungnya. Aurel dan Talia ikut menoleh menatap Arsen.

"Arsen lagi deg-degan!"

My Precious (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang