17. Terpendam

1.1K 262 164
                                    

Tokoh favorit My Precious kamu siapa?

Kalau punya temen kaya Ganendra gimana?

HAPPY READING

17. TERPENDAM

Semua pemeran drama sudah mulai memperagakan adegan sembari membaca skenario. Adegan demi adegan diarahkan oleh Ochi. Ia memang bukan anggota OSIS tapi ia sebagai penulis skenario dipersilakan untuk turun tangan, agar pentas drama yang dipertunjukkan juga bisa lebih memuaskan. Tapi masalahnya Ganendra tidak terlalu konsentrasi karena ulah Bu Aletta yang rela tidak pulang hanya untuk melihat Ganendra yang sedang latihan pentas drama. Tidak hanya Ganendra, tapi semuanya pun sedikit terganggu, ingin menyuruh Bu Aletta pulang rasanya tidak sopan. Bagaimana jika nilai mereka menjadi taruhannya? Aurora sedari tadi mencari cara halus agar Bu Aletta pulang, tapi apa? Bahkan mendengar suara Bu Aletta saja, ia jadi tidak bisa berpikir. 

Ganendra mendengus, ia mencoba untuk konsentrasi. "Yunra, kenapa kamu bisa di sini?" Ia berdiri dari duduknya lalu menghampiri Rana sebagai pemeran Yunra, yang baru saja menghampirinya. 

"Aku kabur dari rumah, Jevier. Aku hanya ingin bertemu denganmu," balas Rana sembari membaca skenario. 

Baru saja Ganendra menyentuh sisi wajah Rana, Bu Aletta sudah kembali menjerit. "AAAA GANEN, IBU BAPER DEH!" 

Ganendra menarik tangannya kembali, ia memejamkan matanya kuat. Asal kalian tau saja, Ganendra sudah mengulang adegan ini beberapa kali. Ia menghela nafasnya. Abaikan Bu Aletta, pikirnya. Ia kembali menyentuh sisi wajah Rana. Gadis itu menatapnya lekat. Ia balas menatapnya. Suara jeritan Bu Aletta semakin memekakkan telinga. Tapi mereka berusaha mengabaikannya. 

"Bagaimana jika ayahmu tau? Kamu akan dikurung lagi," tanya Ganendra. Ia tidak membaca teks skenario, mungkin ia sudah hafal. Percayalah, tatapan Ganendra begitu intens, gadis manapun akan salah tingkah diperlakukan seperti itu. Termasuk Rana, yang kini mulai gelagapan. 

"A..aku hanya ingin bertemu denganmu."

"Ran, dialognya salah," ujar Aurora. Gadis itu sudah membaca skenario berulang kali, ditambah mendengar Ganendra dan Rana yang mengisi dialognya, ia sampai hafal dialog mereka. Dialog yang Rana baca barusan kurang lengkap.

Rana membuka mulutnya tanpa bersuara. Lantas ia membaca dialog di skenarionya. Ganendra tersenyum tengil pada Rana. Ia terkikik menyadari gadis itu sedang gugup. "Lo salting sama gue?" tanya Ganendra. 

Rana menganga lalu memukul dada bidang Ganendra dengan buku skenario di tangannya. "Apaan sih lo?! Gak mungkin gue salting sama lo!" Lelaki itu terkikik mendengar reaksi Rana yang tampak kesal, tapi wajahnya merona. 

Rana kembali membaca dialognya. ""Aku tidak peduli, Jevier. Aku hanya ingin bertemu denganmu." Gadis itu melepaskan tangan Ganendra dari wajahnya. Ia menatap Ganendra dengan teduh.

"Lebih baik kamu pulang, Yunra."

"Ganen! Ibu boleh gak meranin Yunra?!" teriak Bu Aletta alu menghampiri mereka. 

Ganendra mengumpat dalam hati. Bu Aletta memang sudah menikah dan mempunyai anak, tapi kenapa tingkahnya seperti itu? Jika saja Ganendra tau siapa suami Bu Aletta, ia sudah menghubungi suaminya untuk menyeret Bu Aletta pulang. 

Aurora mengusap wajahnya sendiri. Jika Bu Aletta ada di sini setiap kali mereka latihan bagaimana? Ia tidak mau pentas drama yang akan mereka pertunjukkan berantakan. 

Ganendra meletakkan buku skenarionya di kursi. Ia lalu tersenyum pada Bu Aletta lalu menghampirinya. "Bu Aletta mau peranin Yunra?"

Bu Aletta mengangguk antusias dengan mata berapi-api. "Mau!"

My Precious (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang