45. You're My Precious

1.5K 203 26
                                    

Jangan lupa untuk vote comment hehe

45. You're My Precious

Ganendra hendak memanjat pohon untuk mengintip ke kamar Aurora seperti biasa. Namun ia mengurungkan niat. Sepertinya kali ini ia akan mencoba yang ekstrim. Senyuman miring tercetak di wajahnya.

Ganendra berhenti di bawah jendela kamar Aurora dengan sebuah tangga di tangannya. Ia menyandarkan ujung tangga ke arah jendela kamar Aurora. Setelah memastikan posisi tangga aman, ia bergegas menaiki anak tangga. Kini pandangan Ganendra menemukan Aurora yang sedang bermain ponsel di tepi ranjang. Ia memperhatikan wajah Aurora beberapa saat hingga ia kini memanggilnya. 

"Ra!" panggil Ganendra sambil mengetuk jendela kamar.

Aurora mendongak berusaha mencari sumber suara. Hingga ia melotot terkejut bukan main melihat setengah kepala Ganendra di jendela kamarnya. Aurora masih berpikir apa itu Ganendra? Bagaimana bisa ia memperlihatkan kepalanya di situ?

Aurora beranjak mendekati jendela kamar setelah meletakkan ponsel di atas ranjang. Ia membuka jendela, kepala Ganendra sedikit terjeduk. Aurora menganga. Apa yang Ganendra lakukan sebenarnya? Lelaki itu ternyata menggunakan tangga

"Ganen ngapain?!" 

"Mau lihat Rora, kangen." Ganendra menyengir.

"Jangan di situ, Ganen bisa jatuh, bahaya!" Aurora menarik tangan Ganendra agar segera masuk ke kamarnya. Bahaya jika Ganendra terjatuh dari tangga. 

Aurora masih menatap bingung Ganendra. Kenapa lelaki ini konyol sekali? Kenapa tidak bertemu lewat pintu? 

"Ganen suka banget manjat deh?" Aurora berdecak kesal. 

"Kalau jatuh gimana?" Aurora masih bawel. Sementara Ganendra hanya memperhatikan Aurora sambil tersenyum. 

Itu tanda Aurora khawatir bukan?

"Gue udah pernah jatuh Ra."

"Gue bahagia Ra."

Aurora mengernyit tidak mengerti maksud Ganendra. Siapa yang bahagia jika jatuh?

"Gue udah jatuh cinta sama lo," kekeh Ganendra.

"Ganen, gue serius!" kesal Aurora.

Kekehan Ganendra mulai berhenti kala ditatap serius oleh Aurora.

"Iya, Ganen gak bakal manjat tangga lagi." Ganendra menurut bak anak Aurora.

Ganendra melangkah ke arah ranjang Aurora. 

"Ganen mau ngapain sih ke sini?" tanya Aurora.

"Ganen tidur bareng Rora boleh?" kekehnya tidak waras.

"Yang bener aja tidur bareng!" Aurora melotot kesal.

"Bener, kalau udah nikah." Ganendra merebahkan tubuh ke ranjang Aurora. 

"Mending pulang deh, kalau Ayah tau bisa gawat!"

"Gapapa, udah cukup jinak."

"Ganen pikir Ayah Rora apa?!" kesal Rora.

Ganendra terkekeh kesekian kali karena ucapannya. 

Aurora menghempaskan bokong ke ranjang, sebelah Ganendra. 

Ganendra beranjak duduk setelah beberapa saat menatap rambut Aurora. "Ra, Ganen mau kepangin rambut Rora, boleh?"

"Emang bisa?" tanya Aurora.

"Gak tau, coba dulu."

"Ya udah."

Ganendra tersenyum mendengar persetujuan Aurora. Tangannya mulai mengambil rambut Aurora ke belakang. Ia suka melihat gadis yang mengepang rambutnya, menurutnya manis. 

My Precious (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang