29. Ganendra Hilang

941 223 59
                                    

Part ini ada komedinya, maaf kalau garing

HAPPY READING

29. GANENDRA HILANG

Menunggu Arsen yang tengah memesan makanan di salah satu penjual kantin, Rana bersuara. "Sen, gue ke toilet dulu ya," ujarnya.

Arsen mengangguk, setelah itu Rana melangkah berlawanan pergi. Tentu saja ia bukan ke toilet, ia hendak mencari Ganendra dan Aurora. Sebelum ia dan Arsen sampai ke kantin, ia sempat mendengar percakapan beberapa siswa yang melewatinya. 

"Tadi gue liat Ganendra masuk ke gedung lapangan basket, terus Aurora gak lama juga ke sana."

"Mereka mau ngapain?"

"Gue gak tau."

Rana jadi curiga pada mereka. Lantas ia ke sana untuk membuktikan rasa curiganya. Sesampainya di sana, Rana berhenti di depan pintu. Hatinya seakan mencelos ke perut kala melihat Ganendra dan Aurora tengah berduaan, di tambah Ganendra yang menggenggam tangan Aurora dengan tatapan intens. Hati Rana teriris, sakit. Rasa sesak terus menyeruak di dadanya, ia tanpa ia sadari, air matanya merembes. Tangan Rana terkepal kuat di sisi tubuhnya. Melampiaskan semua perasaanya yang tidak keruan. Tanpa berkata apapun, ia melangkah menjauh. 

Rana kecewa, tapi ia tidak tau apa yang ia kecewakan. Mungkin karena tau Ganendra menyukai Aurora. 

Sementara di sisi lain.. 

Aurora merasa sedikit gugup karena ini kali pertamanya ia diperlakukan seperti itu oleh lelaki seusianya. Ia menarik tangannya perlahan membuat Ganendra merasa kecewa. Apa itu jawabannya? 

Aurora menatap Ganendra dengan tatapan yang sulit diartikan. Jujur saja, mulutnya seakan kelu untuk bicara. Ia tidak tau harus berkata apa. 

"Gue belum kepikiran soal cinta." Hanya itu yang Aurora katakan. 

Sudah Ganendra duga sebelumnya. Jawaban Aurora tidak jauh dari perkiraannya. Antara ditolak karena tidak suka dan belum ingin mempunyai kekasih.  Tapi entah kenapa hati Ganendra tetap saja sakit. 

Rana berlalu tanpa berkata apapun. Ganendra masih mematung di tempat. Detik berikutnya, ia membalikkan badannya. 

"Tapi gue bakal perjuangin lo." 

Aurora sempat menghentikan langkahnya karena tertegun mendengar Ganendra berkata seperti itu. Lelaki itu akan memperjuangkannya? Itu adalah kalimat yang cukup membuat perempuan mana saja akan merasa begitu berharga. Siapa yang tidak bahagia mendengar seorang lelaki mengatakan bahwa ia akan memperjuangkannya? 

Tapi Aurora tidak menggubrisnya. Ia hanya menyimpan sesuatu yang sebenarnya ingin ia tanyakan ke Ganendra, dalam hati. 

'Kenapa lo mau perjuangin gue? Bukannya gue cuma cewek aneh?'

Ganendra bergeming hingga Aurora hilang di telan pintu. Ganendra menunduk dalam, baru kali ini ia merasakan hal seperti itu. Perasaannya tak keruan. 

***

Rana kembali ke kantin dengan wajah lesunya, matanya juga sembab karena menangis. Ia menghampiri Arsen yang duduk di salah satu meja kantin dengan makanan pesanannya. Ia kemudian duduk di kursi yang berada di depan Arsen.

"Ran, lo lama banget?" tanya Arsen.

Rana tidak menjawab. 

"Ran lo kenapa? Lo habis nangis?" Arsen menangkap sudut mata Rana yang basah.

Rana menggeleng. 

"Lo gapapa?" Arsen khawatir. 

"Gapapa," jawab Rana pelan hampir tidak terdengar.

My Precious (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang