Hai, maaf baru next hehe
39. UNGKAPAN
Sore itu, Aurora dan Pandi janjian bertemu di salah satu kafe di dekat SMA Aksara Bangsa. Aurora baru saja selesai mengerjakan tugas kelompok di kafe ini. Lalu langsung bertemu Pandi yang mengatakan bahwa ia sudah berada di lantai satu kafe melalui chat.
Lantas Aurora menemuinya segera. Kini mereka duduk berseberangan dengan segelas minuman masing-masing. Tujuan Aurora mengajak Pandi ketemuan adalah untuk mencurahkan isi hatinya. Mungkin saja Pandi lebih mengerti masalah ini.
Pandi tentu tidak keberatan. Lagipula Cheri sudah keluar dari rumah sakit beberapa hari yang lalu. Ia jadi punya waktu luang untuk Aurora.
Aurora menceritakan sikap Ganendra yang aneh beberapa minggu ini. Ganendra telah berubah menjadi sosok yang tidak ia kenal. Akhirnya Aurora mengaku jika dirinya menyukai Ganendra. Pandi mendengarkan dengan seksama.
Jujur saja Aurora malu menceritakan ini, tapi ia tak punya pilihan. Ia berharap mendapatkan jalan keluar.
"Dari yang saya lihat, Ra, Ganen seperti sedang menyembunyikan sesuatu dari kamu. Dari sikapnya gak terlalu alami, seperti terpaksa melakukannya." Pandi juga bisa menangkap sikap aneh Ganendra saat ia meminta Ganendra mengantar Aurora pulang beberapa waktu yang lalu.
Aurora mengernyit. "Maksud Kakak, terpaksa jauhin aku?" tanyanya.
Pandi mengangguk. "Iya. Apalagi dari tatapannya terkesan berat untuk jalani."
Aurora termenung sambil berpikir jauh dengan apa yang dikatakan Pandi.
"Mungkin Ganen lagi punya masalah, jangan terlalu dipikirkan. Saya yakin, Ganendra tidak bermaksud menjauh dari kamu, Ra." Pandi tersenyum menawan. Hati Aurora merasa lega sekarang.
Aurora balas tersenyum. Setelah itu mereka berbincang topik ringan. Hingga Aurora beralih menatap ponselnya yang berdenting.
"Sebentar Kak." Aurora mengangguk sopan.
Pandi mempersilakannya, ia menyeruput minuman di gelas.
Rupanya Aurora mendapat pesan dari Geanno yang mengatakan sudah menjemputnya di luar kafe. Sebelum Aurora izin tidak pulang karena mengerjakan tugas kelompok ke Keyra, Bundanya menitip pesan ke Ayahnya untuk menjemput Aurora setelah pulang dari kantor.
"Kak, Ayah udah jemput. Aku pulang duluan, ya," pamit Aurora tersenyum.
"Oh, kamu udah di jemput Ayah? Ya udah kalau gitu, hati-hati." Pandi melambaikan tangan ke Aurora yang beranjak sambil menyampirkan tali ransel ke sebelah punggungnya.
Setelah itu Aurora membalas lambaikan tangan kemudian berlalu dari hadapan Pandi. Baru saja ia menghabiskan sisa minumannya, ia hendak beranjak pulang. Namun niatnya terurung kala melihat seorang lelaki yang tidak asing bersama beberapa temannya berjalan hendak keluar kafe dan melewatinya.
"Ganendra!" panggil Pandi, ia yakin tidak salah orang.
Lelaki yang merasa namanya terpanggil kini berhenti dan menoleh. Benar saja, itu Ganendra. Ia juga sedang mengerjakan tugas kelompok bersama temannya
"Kak Pandi?" balasnya.
"Duduk sini," seru Pandi kemudian diangguki Ganendra.
Ganendra kini duduk di seberang Pandi.
Kebetulan sekali ada Ganendra di sini, jadi ia bisa menanyakan mengenai hal yang di bahas Aurora tadi. Ia harap mendapat jalan keluar untuk Aurora.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Precious (Completed)
Fiksi RemajaVector by: @erstvul_ Sequel Of My Killer Ketos (Versi lama) Buat kamu yang belum baca My Killer Ketos versi lama, bisa dibaca dulu di akun @meliyanaajia dengan judul Ketua OSIS Killer, karena konfliknya berbeda Pertahankan apa yang membuatmu berhar...