Adegan baper bertebaran
HAPPY READING
43. GANENDRA GENIT PRATAMA
Ganendra menghampiri Deva dan Steffi yang sudah berada di meja makan untuk sarapan. Ganendra menyalim mereka untuk berangkat sekolah tanpa sarapan. Deva dan Steffi tertegun melihat penampilan Ganendra hari ini. Memang berpakaian seragam sekolah seperti biasa, namun kali ini cara berpakaiannya lebih menaati aturan sekolah. Seragam yang dimasukkan ke dalam dan dasi yang terikat dengan rapih, berbeda dengan biasanya.
"Ngaku! Kamu siapa?" seru Deva. Ia yakin itu bukan Ganendra.
"Ganendra Pratama, anak tampan dari Papa Deva dan Mama Steffi." Ganendra tersenyum manis.
Steffi menatap heran. Tapi ia suka dengan penampilannya. "Tersampet apa kamu pakai seragam serapih itu? Biasa juga kaya berandal?" tanyanya. "Tapi Mama suka! Kamu makin ganteng kalau gitu!"
Ganendra tersenyum bangga sambil merapihkan rambutnya yang tidak berantakan dengan jemari.
"Papa iri bilang aja deh!" ujar Ganendra sambil melangkah ke arah pintu depan rumah.
Deva mencibir. "Sok ganteng!"
Reaksi siswa-siswi di sekolah pun sama seperti Deva dan Steffi yang bingung dengan penampilan Ganendra. Bahkan beberapa menduga lelaki itu adalah siswa baru yang kebetulan mirip Ganendra. Namun pikiran mereka pupus begitu Arsen berjalan di sebelahnya dan Ganendra menyapa genit gadis-gadis yang berpapasan dengannya. Itu memang Ganendra.
Ganendra meletakkan ransel di meja setelah itu keluar dari kelas dan menelusuri lorong sekolah sambil menebar pesona seperti biasa. Hingga Ganendra berhenti begitu seorang gadis juga berhenti ketika berada di depannya.
Aurora menatap Ganendra dari atas hingga bawah. Ia mengerjap.
Ganendra melempar senyuman. Yakin bahwa Aurora sedang memujinya dalam hati.
"Tumben pakaian lo rapih gini?" tanya Aurora.
Senyuman Ganendra luntur kemudian berdecak. "Gue ga rapih salah gue rapih juga salah. Maunya gimana sih lo Ra?" tanyanya.
Terasa aneh karena biasa setiap Aurora melihat seragam Ganendra yang dikeluarkan ia akan menghukumnya keliling lapangan atau push up.
"Gak salah. Tumben aja?"
"Ya udah kalau gitu gue keluarin." Ganendra kemudian bergerak mengeluarkan seragamnya.
"Eh?"
Ganendra juga melonggarkan dasi di kerahnya.
Aurora menyatukan alis. Apa-apaan Ganendra?
"Mungkin lo lebih suka lihat gue kaya gini?" kekehnya.
Aurora memasang wajah kesal pada Ganendra. Padahal ia sudah senang Ganendra merubah penampilannya.
"Oh? Mungkin lo pengin hukum gue keliling lapangan? Laksanakan!" Ganendra menghormat jengkel pada Aurora kemudian berlari ke arah lapangan.
Aurora melongo dan hanya terdiam. Ia hanya menggelengkan kepala melihat tingkah menyebalkan Ganendra.
Ganendra mulai berlari mengitari pinggir lapangan. Beberapa siswi yang melihat heboh seketika. Ditambah Ganendra mengedipkan mata genit sambil melambaikan tangannya ke siswi-siswi di lorong lantai satu maupun dua.
Aurora mendengus, biar saja Ganendra melakukan apapun. Ia melanjutkan langkahnya menuju kelas.
Salah satu siswi menjerit histeris begitu Ganendra melempar ciuman dari jauh. Ia langsung berlari mengikuti arah lari Ganendra. Melihat siswi itu berlari hampir di sebelah Ganendra, memancing beberapa siswi lain untuk ikut berlari.
![](https://img.wattpad.com/cover/262048618-288-k593896.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Precious (Completed)
Fiksi RemajaVector by: @erstvul_ Sequel Of My Killer Ketos (Versi lama) Buat kamu yang belum baca My Killer Ketos versi lama, bisa dibaca dulu di akun @meliyanaajia dengan judul Ketua OSIS Killer, karena konfliknya berbeda Pertahankan apa yang membuatmu berhar...