30. Aurora Hilang

895 226 35
                                    

Shock liat judulnya? 

*Tawa jahat

30. AURORA HILANG

HAPPY READING

Kabar hilangnya Ganendra sudah menggema di setiap sudut SMA Aksara Bangsa. Hampir semua siswi panik bukan main. Termasuk Bu Aletta yang kalang kabut mendengar berita itu. Karena sampai hari ini pihak polisi masih menyelidikinya. Sayangnya di Jl.Delima tidak mempunyai cctv semakin mempersulit pencarian mereka. 

Hampir semua penggemar Ganendra di sekolah tidak fokus belajar karena memikirkan lelaki itu. Termasuk Aurora. Gadis itu tidak biasanya seperti ini. Ia merasa begitu bersalah ketika mengabaikan Ganendra di belakangnya. Begitu juga dengan Rana, gadis itu termenung dengan pandangan kosong. 

Rasanya waktu berjalan dengan lambat. Hingga akhirnya bel pulang sekolah berbunyi. Rana menolak pulang bersama Arsen, ia sedang butuh waktu sendiri. Ia memilih menaiki taksi. Arsen pun tidak memaksa.

Aurora pulang dengan sepeda seperti biasanya. Ia sesekali melamun ketika mengayuh sepedanya. Ia ingin mencari Ganendra tapi ke mana? Ia tidak bisa berbuat apapun. Ia benar-benar merasa bersalah, walaupun bukan kesalahan ia sepenuhnya. 

Motor Arsen mendadak berhenti di tengah jalan, bukan atas kemauannya. "Eh, kenapa nih motor?" 

Arsen mencoba menstarter kembali tapi tidak menyala. "Jangan bilang mogok!" Ia berdecak, bisa-bisanya motor bagus mogok. Ia celingak celinguk mencari bengkel. "Gak ada bengkel pula!" Ia mendengus kesal. 

Seorang gadis dengan sepedanya melintasi sebelahnya. "Sen," sapa Aurora.

"Eh, Ra!" panggil Arsen, sontak Aurora menurunkan sebelah kakinya lalu mundur beberapa langkah.

"Lo bisa cariin bengkel gak? Motor gue mogok, gak mungkin gue dorong sendirian." Tentu saja Aurora mengerti bagaimana Arsen, lelaki itu tidak boleh kelelahan.

"Boleh, ntar gue cariin." Tidak ingin membuat Arsen menunggu lebih lama, ia kembali mengayuh sepedanya, berniat mencari bengkel terdekat, setelah pamit ke Arsen. 

"Thanks ya Ra!" teriak Arsen. Ia berdecak lalu hanya bisa menunggu di atas motor. 

Sebuah mobil melaju dengan kecepatan sedang di sebelahnya. Ia menatap mobil itu yang hampir sejajar dengan Aurora. Tapi kini melambat ketika di sebelah Aurora. Pintu mobil itu terbuka, seorang pria memakai penutup wajah menyembulkan badannya. 

Aurora melihat ke sebelah. Ia terkejut saat pria itu mendadak menarik tubuhnya dengan mudah hingga masuk ke mobil. Sepeda Aurora langsung terjatuh begitu saja.

Mata Arsen melotot seketika. Ia panik luar biasa. Ia mengerjap memastikan yang ia lihat tidak salah. Aurora diculik!

Arsen buru-buru turun dari motornya, ia berlari mengejar mobil yang beberapa meter di depan sana, kini sudah mulai melaju. "AURORA!" Ia sempat melihat plat mobil tapi belum sempat mengambil gambarnya.

Beberapa saksi kini heboh melihat aksi penculikkan yang secara terang terangan. 

Arsen berlari tapi usahanya sia-sia karena ia semakin jauh tertinggal. Mobil itu kini sudah melesat hingga tidak terlihat dari pandangan Arsen. Arsen menghentikan langkahnya karena nafasnya mulai tersenggal-senggal, dadanya terasa sesak. Perlahan ia merasa sakit di bagian dadanya. Ia sudah berjarak ratusan meter dari posisi motornya tadi. Ia tidak tau harus bagaimana, rasa panik terus menyeruak di dadanya bersamaan dengan rasa sakit yang kini semakin menjadi. Ia memejamkan matanya kuat sembari memegang dadanya. 

My Precious (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang