Kriinngg
Bel istirahat berbunyi, seluruh anak membubarkan diri untuk sekedar bertemu teman atau mengisi cacing diperut yang sudah mulai mendemo.
Brigita dan Kayyisa berjalan menuju kantin, untuk memberi makan para cacing diperutnya. Setelah ulangan dadakan yang diberika bu Even, perut mereka semakin kosong.
Mereka hanya berdua karena Icha sudah lebih dulu keluar kelas. Bukan dikeluarin, tapi karena Icha sudah menyelesaikan ulangannya.
Flashback Onn
Icha sudah menyelesaikan ulangannya. Karena merasa sudah selesai, Icha menaruh pulpennya dan merebahkan kepalanya dengan bantalan tangan. Karena Icha merasa kepalanya sedikit pusing.
Kalo kebanyakan orang menaruh kertas jawabannya di paling bawah, lain dengan Icha. Icha selalu meletakkan kertas jawabannya di paling atas, agar temannya bisa melihat.
Tapi untungnya Gita dan Kay bukan tipe teman tidak tahu diri. Mereka akan melihat jawaban Icha kalo kepepet.
Bu Even melihat Icha tertidur di pojokan. Karena melihat salah satu muridnya tidur, bu Even langsung menghampirinya. "Chaa," bisik Gita.
"Ichaaa," bisik Gita lagi. Sedangkan Kay, dia sibuk menyalin jawaban Icha yang tidak ia mengerti.
"Icha," panggil bu Even sambil menggoyangkan bahu Icha. Tak lama Icha bangun dari tidurnya dan merasakan kepalanya pusing sekali.
"Kamu sudah selesai?" tanya bu Even.
"Sudah bu," jawab Icha singkat.
"Kamu pucet nak, kamu sakit?" tanya bu Even sambil memegang dahi Icha. Icha hanya diam saja. "Anget," ujar bu Even.
"Yasudah, kamu ke UKS aja ya, istirahat!" Icha hanya mengangguk dan tersenyum. Setelah itu Icha berjalan keluar kelas. Bukan menuju UKS, tapi menuju kantin.
Flashback Off
Setelah sampai kantin Gita dan Kay mencari keberadaan Icha, tapi mereka tidak menemukannya, yang mereka lihat malah Raka dkk.
Gita dengan penuh semangat 45 menghampiri mereka. Tujuannya sih untuk bertemu dengan sang pacar Padil.
Berbeda dengan Kay yang jalan dengan lambat, karena ia malas bertemu dengan Rezi. Karena kalo mereka bertemu udah kaya tom and jery. Berantem terus.
"Kalian lihat Icha gak?" tanya Gita yang sudah sampai terlebih dahulu.
"Icha siapa?" tanya Rezi.
"Itu loh, anak baru," kali ini yang menjawab Kay. Kay yang baru datang langsung duduk didepan Rezi. Melihat ada minuman nganggur dan keadaannya Kay haus, akhirnya ia meminum minuman itu.
Kok gak geli sih? Mereka sudah biasa seperti itu. Kay tau kalo itu adalah minuman salah satu dari mereka, makanya Kay langsung meminumnya.
"Heh, minum gua, main minum aja lo!" ucap Rezi dengan muka ditekuk.
"Yailah, tinggal beli lagi apa susahnya sih!" ucap Kay dengan sedikit menaikan nada bicaranya. Benar kan, belum lama mereka bertemu, sudah ada yang membuat mereka bertengkar.
Raka hanya diam memikirkan cewe tadi yang ia ketahui bernama Icha.
"Kalian liat Icha gak?" tanya Gita lagi. Karena Gita melihat pada saat keluar kelas muka Icha pucat. Gita dan Kay tau kalo Icha belum meminum obatnya.
"Tadi sih ke taman belakang kalo gak salah," jawab Rezi.
"Loh ngapain ketaman belakang?" tanya Kay. Padil dan Rezi hanya mengangkat bahunya menandakan mereka berdua tidak tau.
"Abis diganggu Rio," ucap Raka dengan masih memasang muka datar dan tidak mengalihkan pandangannya dari game yang ia mainkan.
Kay dan Gita terkejut. Rio? Ada urusan apa Icha dengan Rio?
"Terus gimana?" tanya Gita penasaran. Karena ia tau, temannya akan melakukan apapun dengan orang yang sudah mengganggunya. Apalagi disaat ia perlu waktu untuk sendiri.
"Temen lo berani juga ya. Tadi si Rio disiram pake teh panas yang dia minum," ujar Padil.
"Iya, gua kira dia gak seberani itu. Padahal udah mau gua tolongin, tapi ga jadi, udah terlanjur disiram," ucap Rezi dengan tampang tengilnya. Dan langsung mendapat toyoran dari Kay.
"Gak usah tengil jadi orang," ucap Kay yang sudah kesal melihat tinggkah Rezi yang sangat amat ajaib.
Karena malas mendengarkan teman-temannya. Raka memilih untuk pergi dari kantin. "Mau kemana Rak?" tanya Padil.
"Bukan urusan lo!" ucap Raka dan langsung berjalan keluar kantin, entah mau kemana, hanya dia dan tuhan yang tau.
______________________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
Aisha Aileen Nathania
Teen Fiction"Disaat semua orang menjadi api. Lo harus memposisikan diri lo sebagai air, bukan sebagai angin!" -Raka "Kadang kita harus mundur sedikit, supaya bisa melangkah lebih jauh kedepan." -Aisha