Icha yang merasa risih karena Raka terus memperhatikan. "Ngapain lo ngeliatin gua kaya gitu?" tanya Icha sinis.
"Siapa yang liatin lo, orang gua lagi ngeliatin ada kecoa di rambut lo," ucap Raka dan Icha pun langsung panik mendengar kata kecoa. Asal kalian tau, setomboy-tomboynya Icha, ia sangat takut dengan serangga, apalagi yang namanya kecoa.
"MANA, MANA? UDAH PERGI BELOM?" tanya Icha panik, sambil mengacak-acak rambutnya.
"Udah terbang." keempat temannya hanya terdiam melihat Raka dan Icha. Ada satu hal yang menurut mereka aneh, karena sejak tadi Raka tidak melepaskan pandangannya dari Icha.
"Siapa si lo?" tanya Raka.
"Namanya Icha Rak, pindahan dari Bandung," bukan Icha yang menjawab melainkan Kay.
"Cha ini Raka," kata Padil. Icha hanya diam dan merapihkan rambutnya yang berantakan.
Icha melihat Raka. "Bukannya dia yang tadi di taman belakang ya?" tanya Icha pada diri sendiri.
Dan mereka melanjutkan acara makan dan mengobrolnya. Raka melihat kalo roti dan teh nya tidak disentuh sama sekali. Dan ternyata teh dan roti itu dari Raka.
Flasback Onn
Karena malas mendengarkan teman-temannya. Raka memilih untuk pergi dari kantin. "Mau kemana Rak?" tanya Padil.
"Bukan urusan lo!" ucap Raka dan langsung berjalan keluar kantin, entah mau kemana, hanya dia dan tuhan yang tau.
Ternyata Raka menuju taman belakang, entah kenapa ia ingin menyusul cewe aneh itu.
Saat sampai di taman belakang ia melihat Icha yang sedang menunduk sambil sesekali memijit kepalanya. Dan telinga yang disumpal oleh earphonenya.
"Woi sini!" panggil Raka, ia memanggil salah satu anak yang ia ketahui itu adalah adik kelasnnya yang sering menjadi bahan bullyan.
"A-ada apa ya ka?"
"Tolong beliin roti sama teh anhet di kantin, nih uangnya. Kalo udah lo kasih ke dia yang lagi nunduk. Jangan bilang dari gua, bilang aja lo gak tau." Adik kelasnya itu hanya mengangguk dan berjalan menuju kantin.
Setelah adik kelasnya itu pergi, ia masih memperhatikan Icha dari jauh.
Flasback Off
Setelah semuanya selesai Icha dkk, dan Raka dkk kembali kekelas masing masing, karena bel sebentar lagi berbunyi.
Dan Icha masih tidak menyentuh teh dan roti yang ia tak tau dari siapa. Raka yang melihat itu hanya bisa diam. Karena kalo sampai mereka tau roti dan teh itu dari Raka, pasti habis Raka di ceng in.
"Gengsi aja gedein mas," Cipa.
"Gak usah panggil gua mas, gua bukan mas lo!" Raka.
"Gua keluarin lo dari sini!" Cipa.
"Gih kalo berani," Raka.Back to topic
Kriiinngg
Bel pulang sekolah berbunyi dan semua anak berhamburan keluar kelas dengan membawa tasnya masing-masing.
Di kelas Icha dkk masih merapihkan buku mereka sambil mengobrol. "Cha, lo beneran gak tau siapa yang ngasih lo teh sama roti tadi?" tanya Gita yang masih penasaran. Karena ini kan hari pertama Icha masuk sekolah ini, masa sudah ada penggemar rahasia aja sih.
"Gua gak tau Git."
"Tapi lo ngerasa aneh gak sih Git sama sikapnya Raka," ujar Kay.
"Aneh gimana?" tanya Gita yang bingung dengan ucapan Kay.
"Iya, tadi tuh Raka ngeliatin Icha kaya aneh aja. Seakan dia itu udah kenal Icha lama," ucap Kay dengan segala pikiran yang melayang-layang.
"Ngaco lo, gua aja baru ketemu dia tadi," sahut Icha yang masih memasukan bukunya kedalam tas.
"Tapi ya Cha, Raka itu gak bisanya kaya tadi. Dia itu paling gak pernah ngeliatin cewe sampe se intens tadi," balas Gita.
"Tadi sih kalo gak salah, gua sempet ngeliat dia di taman belakang," ucap Icha, dan kedua temannya itu terkejut mendengar ucapan Icha.
"Dia ngapain?" tanya mereka berdua dengan kompak. Dan Icha hanya mengakat bahunya tanda tak tau.
Setelah itu mereka bertiga diam dengan segala pikiran yang entah kemana. Setelah selesai Icha dkk keluar kelas untuk pulang kerumah masing-masing.
"Cha lo pulang sama siapa?" tanya Gita yang didepannya sudah ada Padil.
"Sama supir," jawab Icha yang berhasil membuat kerutan di wajah kedua sahabatnya. Setau mereka Icha tidak pernah memiliki supir. Dan Icha tidak pernah bercerita kalo ia memiliki supir sekarang.
"Emang lo punya supir?" tanya Kay.
"Punya, ganti-ganti lagi supir gua." mereka semakin dibuat bingung oleh ucapan Icha.
"Supir apaan ganti-ganti?" kali ini yang bertanya adalah Padil.
"Supir angkot, kurang kaya apa gua. Supir ganti-ganti, mobil juga ganti terus. Gua mau turun dimana aja gua diturutin." karena ucapannya itu Icha mendapat toyoran dari Gita.
"Ngaco lo!" ucap Gita dan Padil hanya tertawa melihat tiga cewe ajaib dihadapannya ini.
"Yaudah, gua pulang duluan gapapa kan?" tanya Gita.
"Iya, yaudah lo hati-hati. Lo juga, bawa motornya jangan ngebut. Sampe Gita kenapa-kenapa, lo yang gua cari," ucap Icha dengan mata yang sangat tajam menatap Padil.
"Iye, lo tenang aja, temen lo gak bakalan ke gores sedikit pun," jawab Padil meyakinkan Icha.
"Yaudah, kita pulang dulu ya, byee," ucap Gita.
"Kita duluan," kata Padil. Icha dan Kay hanya mengangguk dan melambaikan tangannya, setelah itu motor milik Padil keluar dari sekolah.
"Lo mau bareng gua aja Cha? Gua pulang sama bang Rian," ucap Kay.
"Gak usah, lo pulang duluan aja, lagian gua juga mau ada perlu dulu." sebenarnya Icha tak ada perlu apa-apa, tapi ia tak mau merepotkan Kay dan bang Rian.
"Yaudah kalo gitu gua duluan ya, bang Rian udah di depan katanya," kata Kay.
"Iya, salam kangen buat bang Rian dari Icha yang cantik." Icha memang sudah dekat dengan keluarga Kay dan Gita.
"Iya nanti gua salamin. Bye Cha."
"Byee."
Setelah itu Icha berjalan keluar gerbang dan menunggu angkot.
______________________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
Aisha Aileen Nathania
Teen Fiction"Disaat semua orang menjadi api. Lo harus memposisikan diri lo sebagai air, bukan sebagai angin!" -Raka "Kadang kita harus mundur sedikit, supaya bisa melangkah lebih jauh kedepan." -Aisha