Hari ini adalah hari minggu. Hari dimana Icha bisa beristirahat dari semua kegiatan yang ada. Setelah selesai mandi, Icha lanjut merebahkan badannya dikasur.
"Assalamualaikum. ICHAA, MAIN YUU."
Icha menhembuskan nafas kencang. Ia sudah hafal sekali, pasti itu Gita dan Kay. Emang ya, gak bisa banget mereka liat Icha tenang sehari aja.
Tok tok tok
"Siapa?" teriak Icha dari dalam kamar.
"Mbok Jum."
"Masuk Mbok."
Ceklek
"Itu, ada Gita sama Kay dibawah," ucap Mbok Jum. "Temennya siapa sih itu Mbok?" tanya Icha sambil menutup mukanya dengan selimut. Mbok Jum tersenyum melihat kelakuan Icha.
"Temen mu. Yaudah turun gih!"
"Mereka lagi pada ngapain?" tanya Icha.
"Lagi ngacak-ngacak dapur. Yaudah kamu temuin, Mbok mau beresin kamar mu. Berantakannya pol." Icha hanya menyengir, karena memang benar ia belum sempat membereskan kamarnya. Niat awalnya kan mau rebahan seharian di kasur. Tapi kedatengan dua cingceremen jadi gagal rencananya.
"Yaudah aku turun ya Mbok." Mbok Jum hanya mengangguk dan setelah itu menggelengkan kepalanya.
Ceklek
"Mbok jadi makin sayang sama kamu Mbul."
Icha menutup pintu kamarnya, dan setelah itu ia langsung turun untuk melihat dua sahabatnya, dan untuk memastikan dapurnya tidak jadi kapal pecah. "HEH!"
Gita dan Kay terkejut melihat kedatangan Icha yang tiba-tiba. "Ngapain lo berdua? Gibahin gua ya?"
"Gak Cha, lo tuh jangan sojubron aja dong sama kita berdua," kata Kay yang sedang asik memakan kue.
"Suudzon geblek," timpal Gita.
"Nah itu maksudnya."
Icha menarik kursi dan duduk tepat dihadapan Gita dan Kay yang masih asik dengan hp nya masing-masing. "Lo berdua ngapain kesini? Gua tuh harus perawatan hari ini. Gara-gara kalian berdua jadinya gak jadi deh."
Tuk
Gita melemparkan kacang keara Icha dan mengenai jidat Icha. "Perawatan pale lo. Palingan juga lo rebahan dari pagi ke pagi lagi. Kita temenan sama lo udah lama Cha, jadi lo gak bisa boong," ujar Gita.
"Eh iya, Felix apa kabar Cha?" tanya Kay.
"Emang dia punya kabar ya?" ucap Icha sambil sedikit tertawa.
"Ya gak juga sih." Kay menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Kenapa lo nanyain Felix? Demen lo?" tanya Gita.
"Ya gak lah," jawab Kay.
"Oiya, lo kan demennya sama Rezi," timpal Icha yang tak mengalihkan pandangannya dari hp.
"Untung lo temen gua Cha. Coba kalo gak." Icha mengerutkan dahinya mendengar ucapak Kay. "Kalo gak kenapa?" tanya Gita.
"Ya gak gua apa-apain sih."
"BEGO!" ucap Icha dan Gita bersamaan.
***
Di warung Bu Gendo. Raka, Rezi dan Padil menghabiskan waktu mereka. "Dil, lo udah makan bakwan berapa?" tanya Rezi.
"Au dah berapa. 6 kali. Kenapa nanya-nanya, emang mau bayarin?" tanya Padil yang masih asik mengunyah bakwan yanga ada di tangannya.
"Ogah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aisha Aileen Nathania
Teen Fiction"Disaat semua orang menjadi api. Lo harus memposisikan diri lo sebagai air, bukan sebagai angin!" -Raka "Kadang kita harus mundur sedikit, supaya bisa melangkah lebih jauh kedepan." -Aisha