✧・゚: Episode 18 : ・゚✧

22 4 0
                                    

Haruto berada di ruangan sedang mengerjakan sesuatu dengan komputernya, Haruto nampak sangat serius sampai dia tdk menyadari bahwa ada yg mengetuk ruanganya.

Sampai akhirnya orang yg mengetuk itu masuk dan melihat Haruto dengan tatapan wajah senyum mirisnya.

"hoy" seru Hyunsuk.

"eh hyung?" Haruto tersadar, dia melepaskan jari jarinya yg sedang mengetik itu.

"serius amat bro"

"haha  gak juga, kenapa kesini?"

"udah jam istirahat, gua lg males kemana mana jadi gua kesini aja"

"tempat yg paling enak ruangan gua ye?"

"heem hahahaha, lu masih ada kerjaan?" ucap Hyunsuk sambil berjalan ke samping Haruto yg masih duduk itu.

"iya sedikit" ucap Haruto sambil kembali menatap layar komputernya bersama Hyunsuk.

Beberapa detik mereka berdiam sambil melihat layar komputer, Hyunsuk berbicara.

"gua rasa kita harus pemilihan aja deh, kan ada manager yg udah lumayan tinggi tingkat kerjanya" ucap Hyunsuk.

"hmm yaudah"

"yeee malah yaudah yg serius to"

"hahha iya iya gua serius iyaa, nanti gua cari dulu  data data top manager" ujar Haruto

"gausah gua aja nanti yg ngecek lu kerjain aja dulu kerjaan lu, itu kan kerjaan gua" balas Hyunsuk

"tumben baek"

"iyadong, lagi mau nambah pahala ini"

"dih bagi bagi napa"

"mana bisa paok" mereka berdua tertawa bersama.

"serius ga mau istirahat dulu to?" tanya Hyunsuk

Haruto menggeleng, "ga dulu hyung, nanti pulbar aja mau?"

"gas lah, yodah gua keluar dulu ye" Hyunsuk keluar dari ruangan dan Haruto kembali fokus ke komputernya.

Begitulah interaksi antara Hyunsuk dan Haruto, mereka memang sudah bertemenan dari pertama membangun perusahaan ini.

Setelah dia berbincang dengan Haruto dia berjalan ke arah ruangnya. Hyunsuk ke ruangnya hanya mengambil sesuatu dan setelah itu Hyunsuk kembali keluar ruanganya.

Dia terlihat keluar dari perusahaan ini, dia menaiki mobil pribadinya ke suatu tempat.

.•°•.

Arvin berada di rumahnya sekarang, setelah beberapa menit dia pulang sekolah, dia ganti baju dan dia menuju kamarnya.

Suasana di dalam selalu sepi setelah Nisha bekerja, Arvin selalu memikirkan akan bagaimana menghilangkan rasa bosanya.

Arvin berfikir keras daritadi agar tdk bosan dan akahirnya dia juga kepikiran untuk memasak tanpa sepengtahuan kakaknya, dia juga tdk trlalu bisa masak.

"hmm oghey kita ke dapur dulu" Arvin berjalan ke dapur.

"mau masak apa ya, yang gampang aja dulu yangnyeom tongdak aja kali ya? siapa takut" Arvin mangambil bahan bahan masaknya yg seadanya saja dan dia memulai memasak padahal itu adalah masakan yg ribet untuknya yg jarang memasak.

"untung sisaan ayam masih ada, garem, penyedap rasa, tepung tepungan, lada, telur.."

"udah ah liat aja di youtube dah" Arvin melakukan apa yg dilakukan di youtube yg dia setel itu.

Arvin  mengikuti pergerakan apa yg di suruh di handphonenya itu. Dia menuangkan tepung dan bumbu lain  ke ayamnya setelah itu dia memasak ayamnya di api panas.

Setelah matang dia lanjut membuat sausnya. Arvin menaruh makanan buatanya itu ke meja makan. Tidak terasa dia memasak cukup lama, sekarang sudah jam 15:05

Arvin segera mencoba makananya.

"hmm lumayan sih, tapi kek ada yg kurang dah" Arvin kembali mengambil sendoknya dan memakan satu lagi.

"kurang mantep ah ga seru ni" ucap Arvin sendiri.

Tok! Tok! Tok!

"kaka pulang" Nisha masuk ke rumahnya dan melepaskan sepatunya.

"wangi apa nii" ucap Nisha sambil mendekati Arvin dan duduk di depan Arvin.

"siapa yang masak?" tanya Nisha sambil mengambil satu makananya.

"ya Arvin lah siapa lagi coba"

NIsha yg mendengar itu tersedak saat mengunyah makanan itu.

"serius vin?"

"iyalah, ni minum dulu tu" Arvin menyodorkan air putih ke Nisha.

Nisha segera meminum air putih itu dan lanjut berbicara sama Arvin

"tumben masak, kesambet apa vin?"

"heh ya ga kesambet apa apa lah, Arvin kan liat dari youtube ka gimana sih"

"hahaha iya, dikira kesambet. Makanya ga pake nasi aja biar kenyang"

"boleh lah" Arvin berdiri dan mengambil dua piring yg berisi nasi

Mereka berdua makan, dan Arvin menunggu pendapat kakanya ttng makananya itu.

"gimana ka?"

"udah enak sih, tapi ini Arvin ada yg kurang tau"

"nah iya ka, tadi Arvin rasanya juga begitu, apa ka yg kurang?"

"bumbunya kurang vin, rasanya jadi kek lumayan tawar"

"ohhh, perasaan tadi udah sama dah masukinya"

"hahaha iya makhlum aja kan Arvin baru pertama masak, nanti juga udah bisa kalo berkali kali" jelas Nisha dan Arvinmengangguk angguk.

"abis makan mandi ya, udah mandi blm?"

"belom iya nanti mandi abis makan"

Nisha dan Arvin makan bersama dan setelah makan mereka menonton tv sebentar lalu mereka bergantian madinya. Setelah selesai mereka masuk kamar masing masing sekalian menunggu matahari terbenam.

Setelah matahari terbenam dan langit mulai gelap Nisha keluar menetapkan dirinya sebentar di kamar lalu setelah jam 19:05 Nisha keluar dari kamarnya, dan membereskan apa yg berantakan di rumahnya.

Saat memebereskan rumahnya, Nisha menemuka buku belajar Arvin yg tergeletak di meja dapur langsung saja Nisha berjalan ke kamar Arvin.

"Arvin"

"apa ka" jawab Arvin dari dalam kamar.

"ini buku kamu lho disini"

Arvin membuka pintunya, "oiya hehe, makasi ka"

"emang abis di apain kok ada di luar?" tanya Nisha.

"tadikan abis nyatet buat masak lho ka"

"ooh yaudah" Nisha ingin membalikan badanya tapi di tdk jadi karna Arvin kembali bicara.

"besok libur ka sekolah Arvin"

"kok libur?"

"iya, info dari sekolahnya katanya libur dulu" jawab arvin.

"oh yaudah, enak kamu vin" ujar Nisha

"iya dong hahaha"

"ketawa lagi, karna Arvin libur, besok Arvin harus jaga rumah ya seklain beres beres" seru Nisha

"yahh emang harus ka?"

"yaa palingan Arvin nyapu lah gausah rapih rapih bgt yang penting rumahnya keliatan bersih ya"

"hmm oke deh" ucap Arvin sambil mengangguk

"yaudah masuk kamar lagi gih"

Arvin kembali masuk ke kamarnya dan Nisha melanjutkan sedikit setelah itu dia masuk kamar dan pergi tidur.

Pagi harinya Nisha bangun seperti biasa dia memasak untuk Arvin setelah itu dia pergi kerja. Sebelum pergi, Nisha mengecek keadaan Arvin di kamarnya dan ternyata Arvin masih tidur, mungkin karna hari libur jadi dia sedikit bermalalasan.

Nisha sudah berada si depan kenatornya, di depankantornya Nisha bertemu dengan Yena.

"pagi Nisha" ucap Yena dengan senyum cerahnya itu.

"pagi Yena"

"mau ke kantin ga? pesen minum trs di bawa ke ruangan kita" tawar Yena

"eh, emang boleh begitu?" bingung Nisha

"ya boleh dong, aduh Nisha ini baru masuk jadi gatau yaa ahahaha"

"ayo ke kantin" ucap Yena lagi.

"ayo"

Yena dan Nisha berjalan bersama ke kantin,mereka memesan minumanhangat dan di bawah mereka ke ruanganya.

Saat tengah perjalanan Yena dan Nisah melihat CEO dari perusahaan ini sedang berjalan juga menuju ruangnya. Yang pastinya semua orang melakukan bow sopan ke CEO itu, Haruto.

Begitu juga dengan Yena dan Nisha pastinya mereka melakukan bow juga. Banyak juga orang yg mengucapkan selamat pagi dan di balas dengan senyuman.

Setelah Haruto menjauh dari pandangan, Nisah dan Yena berjalanke kantornya.

"ayo Nis"

Nisha yg di ajak Yena malah mematung ditempat, pandanganya kosong setelah melihat Haruto melewatinya tadi. Pikiran Nisha berada di masa lalunya yg bersenang senang dengan Haruto.

Yena melampaikan tanganya di depan muka Nisha dan baru itu Nisha sadar.

"e-eh iya ayo"

Nisha dan Yena berjalan menuju ruanganya sekarang.

Mereka berdua bekerja dengan biasa, seperti hari hari sebelumnya. Perbedaanya hari ini mereka bekerja sambil merasakan rasa minumanya itua.

Setelah cukup lama, akhirnya jam istirahat pun datang, Yena bilang dia ada urusan sebentar yg membuat Yena pergi tdk ke kantin bersama Nisha, melainkan hanya Nisha sendiri yg ke kantin.

.•°•.

Di kelanjutan hari sudah waktunya Nisha memperkenalkan kantornya ke adiknya, Arvin. Hari ini Arvin libur tetapi Nisha teteap bekerja namun jam pekerjaanya tdk selama hari biasa.

Pagi ini mereka berdua berangkat bareng.

"serius mau liat vin?" tanya Nisha

"iyaa"

"nanti kalo disana bosen gimana?"

"engga, nanti kalo bosen Arvin jajan aja"

"hmm yaudah"

Nisha dan Arvin berjalan ke kantor, dalam perjalanan mereka berdua bercandaan dengan apa yg mereka lihat di sekitarnya. Nisha memukul pelan lengan Arvin dan di balas Arvin dengan mengacak acakan rambut Nisha.

"stop" ucap Nisha tbtb, dan Arvin juga ikutan berhenti.

"kenapa si?"

"udah sampe tau"

"udah sampe? mana?"

"di samping tu"

Arvin memutar badanya ke samping dan melihat adanya sebuah gedung yg menjulang tingginya. Arvin tdk menyadarinya memang karna mereka berdua berjalan di sekelilingnya udah banyak gedung jadi Arvin tdk tau mana gedung tempat kaknya kerja.

"oh ini?" tanya Arvin sambil melhat gedungnya dan Nisha mengangguk.

"gede banget, masuk ah" Arvin masuk ke dalam gedung itu tanpa mengasih aba aba.

"Arvin! sabar dong" Nisha mengikuti pergerakan Arvin kemana saja di gedung itu, Nisha biarkan saja karna dia tau semua orang dan adiknya itu pasti punya rasa penasaran. Asalkantdk menganggu orang yg sedang bekerja saja.

Arvin bertanya dan Nisha menjawab apa yg dia tau, hitung hitung juga menambah pendidikan ke Arvin. Dan setelah menganalisa lantai satu Arvin ingin ke lantai selanjutnya.

"ke lantai 2 ka"

"hmm di lantai dua cum ada ruangan karyawan kerja vin, mendingke lantai 3 aja langsung gmn?"

"oke deh"

Nisha dan Arvin menaiki lift dari lantai satu ke lantai 3. Lift berhenti pada lantai 2 karn ada seseorang dari lantai 2 yg ingin naik ke lantai atas juga.

Pintu lift terbuka dan menunjukan Haruto dan satu manager pribadinya. Nisha sempat kaget pelan tapi setelahitu Nisha dengan sopan melakukan bow.

Arvin yang bingung disitu yg melihat kakanya melakukan bow, dia ikutan melakukan bow sedikit. Setelah itu Haruto dan satu manager pribadinya masuk dengan sopan juga.

Yang pastinya Arvin dan Nisha sempat berkontak mata dengan Haruto. Pertamanya Arvin seperti familiar dengan orang itu dan akhirnya setelah beberapa detik berfikir Arvin ingat bahwa itu Haruto, pacar kakaknya dulu.

Setelah lift membuka pintu di lantai 3, Nisha dan Arvin keluar dari lift dan seklai lagi melakukan bow. Haruto dan managernya ttp di lift dan menuju lantai atas lagi.









—TBC—
—janlup vote n komen—

Be Better Story || Watanabe HarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang