Jihoon sudah ingin sampai di rumah Nisha, tetapi Jihoon lihat Nisha masih tertidur di sampingnya itu. Hari sudah malam, pantes Nisha tertidur. Di luar yang sudah dingin dan di dalam mobil juga udaranya dingin akibat AC.
Jihoon sudah memberhentikan mobilnya di depan rumah Nisha, dia melepaskan sabuk pengamanya dan melihat Nisha yang tidur. Jihoon melepaskan sabuk pengaman yang Nisha pakai itu.
"Nis.. Nisha"
Jihoon sudah menggoyangkan tubuh Nisha pelan tetapi Nisha juga tdk bangun bangun. Terpaksa Jihoon keluar dari mobil dan menggendong Nisha, Jihoon menggendong Nisha menaruhnya di punggung dia.
Jihoon mengetuk pintu rumah Nisha, selagi menunggu di buka, Jihoon perlahan membuka sepatu yang Nisha pakai.
Pintu terbuka "siapa ya? eh ka Nisha?" Arvin membukakan pintunya.
"gua temennya Nisha, Nisha tadi ketiduran di mobil makanya gua gendong" ucap Jihoon senyum tipis ke Arvin.
"ohh bawa aja ke kamarnya, sini gua anterin" ucap Arvin. Jihoon mengikuti Arvin ke kamarnya Nisha. Setelah sampai di kamarnya, Jihoon menaruh Nisha di kasur.
Mereka berdua keluar dari kamar Nisha, Jihoon kembali keluar dari rumah.
"siapa vin?" tanya Hyunsa dari dapur.
"temenya ka Nisha"
Hyunsa berjalan ke ruang tamu dan melihat Jihoon "temennya Nisha ya? ayo sini ga mampir dulu?" tawar Hyunsa dengan sopan.
"gausah, saya langsung pulang aja"
"ohh yaudah kalo gitu hati hati yaa"
"iyaa" Jihoon kembali ke mobil dan berjalan ke rumahnya.
"kamu belum tidur vin?"
"nanti aja mau maen game" jawab Arvin.
"udah malem tidur gih"
"engga nanti aja"
"ajumma pengen pulang nanti kamu sendiri disini"
"gapapa dong"
Ajumma sudah siap siap untuk pulang "yaudah nanti hati hati lho tiba tib ada yang nongol tu di kaca jendela"
"ajumma mah gitu"
"atau ga nanti ada maling tbtb masuk nanti kamu di apa apain lagi"
"ih ajumma mah ! yaudah ni Arvin masuk kamar ! gaseru ah" ngambek Arvin, dia berjalan dengan hentakan kakinya di kencengin.
"ahahah tidur jangan malem malem kamu !"
"iya !"
"yauda ajumma pulang ya"
"iya !"
.•°•.
Nisha sedang duduk di sofa menatap kosong tanganya. Disitu dia menunggu Arvin siap untuk jalan ke sekolah. Daritadi Nisha diam melihati tangnya, tanganya juga mengupas kulit mati di dekat kukunya itu.
Arvin duduk di samping kakanya dan melihat kakanya. Arvin menatap kakanya dan menyilangkan tanganya di dada, Arvin juga bersender di sofa.
"mikirin apa si ka"
"ka?"
"eh engga kok, ayo jalan" Nisha dan Arvin keluar rumah dan pergi jalan.
.•°•.
Nisha sudah berada di depan gedung, dia berdiri di depanya memandang gedung ini, ragu untuk berjalan masuk. Nisha menghela nafas panjang dan melihat kebawah. Dia merasa gugup untuk memasuki gedung ini dan bertemu rekan lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Better Story || Watanabe Haruto
Teen FictionNisha Arabella Caroline. "Berjuang menetapkan dan satu kepaksaan untuk meninggalkan." Watanabe Haruto. "Berjuang untuk menyelamatkan dan berjuang untuk menetapkan."