Arvin baru saja ingin membuka mulutnya tetapi Nisha sudah deluan bicara dan mengajak Arvin lanjut jalan jalan di sekitar lantai 3 ini.
"widih apaan tu" seru Arvin sambil mendekati suatu tempat yg ada bingkai besar dan di sampingnya dihiasi dengan kaca yg menembus ke pemandangan luar gedung.
"gede banget, kira kira kalo di beli di kasih harga berapa ya"
"ada ada aja mikirnya begitu, emang kenapa nanyain harga?"
"kualitasnya pasti ga jauh beda sama harganya"
"iyalah"
"eh tu ada tulisanya di bawah" Arvin sedikit membungkuk untuk melihat nama orang yg melukis bingkai indah ini, bukan hanya nama tetapi ada tanggal dan biodata lainya tentang lukisan ini.
Nisha berdiri di sampin Arvin yg sedang fokus membaca.
"kayaknya tertarik banget, kenapa Arvin ga coba ngelukis juga?" ucap Nisha dan Arvin berdiri menatap kakanya.
"Arvin laki laki ka"
"siapa bilang kalo laki laki ga boleh ngelukis? tau vincent van gogh?"
"engga"
"dia pelukis terknal tau, pasti salah satu lukisan dia ada yg kamu tau walaupun kamu ga nyadar kalo itu lukisan dia"
"masa?"
Nisha mengangguk, "gada yg ngelarang kalo seseorang mau mencapai cita citanya"
"iya tau, ayo ke yg lain"
Arvin dan Nisha ke tempat yg lain, melihat lihat gedung ini yg di dekorasi dengan modern dan simple, terkadang jug ada tempat yang dihiasi dengan kolam air kecil yg di kelilingi dengan tumbuhan palsu.
Terkadang ada beberapa kaca di dinding dalam gedung, bukan dinding luar gedung yg terlihat orang di luar. Dekorasi di gedung ini membuat semua orang yg ada di dalem tdk bosan, karna hiasan dan dekorasi yg indah dah simple.
Dan pastinya kualitasnya bagus, begitu juga orang yg bekerja disini bertata krama yg sopan.
Udah sekitar 2 jam lebih Nisha dan Arvin mengelilingi gedung ini. Nisha senang melihat Arvin yg daritadi menikmati perjalanan di gedung ini, faktanya juga mereka berdua sudah lama tdk keluar rumah selain sekolah dan kerja.
Mempelajari hal yg baru dan mereleks-kan otak dengan hal yg mereka senengi.
"udah vin, bingung mau kemana lagi udah semua"
"hmm, mau pulang?"
"emang mau kemana lagi?"
"yaudah pulang yok"
.•°•.
Jihoon yg hari ini lumayan kosong jadwalnya, dia sedang berjalan daja di pinggiran kota yg ramai ini. Sambil menikmati pemandangan, dia berjalan untuk membeli minuman.
Setelah membeli minuman dia lanjut berjalan, tdk sengaja dia dia melihat gedung perusahaan temenya, Haruto.
"oh gua lewat sini ya ga nyadar hahaha"
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Better Story || Watanabe Haruto
Teen FictionNisha Arabella Caroline. "Berjuang menetapkan dan satu kepaksaan untuk meninggalkan." Watanabe Haruto. "Berjuang untuk menyelamatkan dan berjuang untuk menetapkan."