"nisha kamu tau ga, sekarang lagi ada pemilihan di kantor kita" ucap haruto.
Sambil menunggu makanannya datang mereka mengobrol sebentar.
Nisha menggeleng "gatau" nisha mendengus dan tersenyum canggung.
"kasian rose belum ada temen yang jabatannya ga jauh beda ahaha" ketawa haruto.
"ohh iya ahaha, terus udah pemilihannya?"
"hmm belum sih, tapi udah kelihatan pemenangnya siapa"
"ohh gituu.."
makanan datang dan mereka mulai memkannya. Haruto sudah memakan satu suap, setelah itu haruto melihat nisha yang masih belum memakan makanannya bahkan belum mengambil sendok dan garpu.
"kenapa nis?"
Nisha menengok ke arah haruto "ahh gapapa kok" nisha mulai memegang sendok dan garpu itu. Nisha tiba tiba melepaskan sendok dan garpunya dan meringis kesakitan "akhh"
Haruto kebingungan dan menarik kedua tangan nisha.
"nisha tangannnya kenapa bisa luka?" tanay haruto menatap nisha dengan tatapan khawatir.
"ehmm waktu malem itu.."
"aish Ayoung bener bener tu cewe" ucap dalam hati haruto.
"masih sakit? ayo obatin dulu"
"tapi dimana?"
"keluar dulu, di depan ada apotek kok" haruto berdiri dan menggandeng nisha. Setelah sampai di apotek, haruto membelikan obat luka dan mengoleskan obat itu ke nisha.
Haruto mengoleskan obatnya ke tangan nisha masih di apotek, mereka berdua duduk di ruang tunggu.
"mana sini tangannya"
Nisah mengulurkan tangannya. haruto memegang tangan nisha dan mulai mengobati lukannya.
"luka gesekan ya ini lumayan parah lho, tahan sedikit ya bakal sakit ini"
Nisha mengangguk. Haruto mengobati lukannya sangat berhati hati, haruto sempat melihat nisha yang menutup matanya menahan sakit, terlalu gemay.
"nah satu lagi tangannya"
Nisha memebrikan tangannya satu lagi dan kembali di obati haruto.
Nisha melihat haruto yang fokus mengobati lukannya, otaknya terus mengulang ulang memori masa lalunya bersama haruto. Nisha pastinya rindu dengan diri haruto yang masa lalu, diri haruto cukup berbeda dengan haruto yg dulu dan sekarang.
Nisha menatap mata haruto, lama kelamaan nisha tidak sadar dan melamun melihati mata haruto.
"udah" ucap haruto. Nisha mendengar itu kaget.
"eh? hahaha kenapa kaget tadi?"
"g-gapapa kok"
"yaudah ayo kesana lagi"
"heem" nish amengangguk dan berdiri. Mereka berdua kembali ke tempat makan.
"bisa megangnya ga?"
"emm" nisha menoba memegang sendoknya lagi, dan bisa tetapi rasanya sakit, nisha menahan sakit disitu.
"bisa?"
Nisha mengangguk. Haruto tersenyum dan mulai makan lagi, nisha juga makan. Namun, nisha makananya sangat lama dan perlahan, haruto sudah beberapa kali suapan sedangkan nisha baru dua suap, masih sakit pasti.
Haruto melihat itu "nishaa kalo masih sakit bilang aja, sini" Haruto meminta sendok yang di pegang nisha. Nisha mengasih sendok itu. Haruto menggeser piring nisha agar lebih dekat dengan dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Better Story || Watanabe Haruto
Teen FictionNisha Arabella Caroline. "Berjuang menetapkan dan satu kepaksaan untuk meninggalkan." Watanabe Haruto. "Berjuang untuk menyelamatkan dan berjuang untuk menetapkan."