•Dekat denganmu membuatku ingin memilikimu, tapi, apa kamu ingin memilki aku?•
••••|Before you leave|••••
"Perasaan gue gak enak dari semalam selalu mikirin Lo, Nay. Kayak bakal ada kejadian besar mau menghantam Lo, ah– semoga feeling gue gak benar ya." Naja melihat wajah cantik Naya dari spion motor matic–nya. Entah Naya mendengar atau tidak, hatinya benar-benar mengganjal setiap kali mengingat Naya.
Naya tidak mendengar apa yang Naja ucapkan, hatinya hari ini begitu cerah. Berangkat berboncengan dengan Naja menikmati angin pagi yang menampar kulit wajahnya dengan lembut tentu membuatnya merasa nyaman.
Naja tersenyum senang melihat Naya tersenyum lebar, Naja hanya heran mengapa perempuan se–cantik Naya dibenci banyak orang? Apa karena kekurangan yang ada padanya. Terkadang Naja berpikir apa ibunya merasakan hal yang sama dulu, mendapatkan bully yang hebat juga atau tidak. Naja belum sempat melihat ibunya, dan belum bisa menjaganya, maka sekarang ia akan menjaga Naya yang kekurangannya sama seperti sang ibu.
Pagi ini mereka berangkat bersama menuju sekolah melupakan kejadian kemarin yang membuat Naya kaget bukan main karena Arletta tiba-tiba datang ke kelasnya dan memarahinya, dan yang lebih mengejutkannya lagi Jeano membelanya, apa itu adalah sebuah pembelaan?
"Sampai Nay," ucap Naja sambil memarkirkan motornya di tempat parkir sekolah.
Naya turun dari boncengan motor Naja, merapikan roknya yang sedikit lecek.
Duak
Naja menoleh kaget saat Naya didorong seseorang hingga ia tertindih oleh motor yang ada di parkiran.
"NAYA!"
Naja berteriak kaget dan menghampiri Naya membangunkan motor besar yang menimpah Naya. Lebih parah bagian depannya langsung mengenai kepala Naya begitu keras. Setelah membantu Naya bangun dari duduknya, Naja mengusap rambut Naya memeriksa kepala Naya untuk memastikan gadis itu tidak apa-apa lalu menatap seseorang yang tadi mendorong Naya.
"Ah— sorry gue sengaja."
"Lo apa-apaan sih Let?! Gila Lo sekarang, punya masalah apa Lo sama Naya, hah?" Naja menyembunyikan Naya di balik tubuhnya, maju mendekati Arletta yang memasang wajah menyebalkan.
"Ck, gitu doang kesakitan. Lemah," ucap Arletta sinis.
"Sakit lah dongo sini Lo gue tindihin pake nih motor, Lo bakal tau rasanya gimana." Naja menarik tangan Arletta bermaksud untuk melakukan hal yang sama, parkiran motor seketika ramai oleh orang-orang kepo.
"Apaan sih lepas, kamu kok nyebelin sih, Na? Oh– gara-gara dia kamu jadi kasar sama aku, emang cewek gatel tukang open BO Lo tuh emang udah bisu gak tau malu hobinya rusak hubungan orang, emang keparat Lo ya, sini Lo." Arletta berusaha meraih Naya yang masih berlindung di belakang tubuh Naja.
"CUKUP LETTA!" Naja membentak keras hingga semua yang ada di sana berbisik membicarakannya, bahkan ada yang mengeluarkan ponselnya untuk merekam kejadian ini.
Arletta diam sesaat menatap Naja yang membentaknya tadi, "Di sini yang salah emang Lo, nyalahin orang lain seenaknya. Dari lama gue udah capek sama Lo, gak usah salahin orang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Before you leave [END]
Teen Fiction❝Sebelum kamu pergi cuma luka yang kamu kasih, tapi saat kamu hendak pergi cintaku yang kuberi.❞ Katanya anak pertama adalah anak yang paling dinantikan oleh semua pasangan yang baru menikah. Mereka hanya ingin memiliki anak, tapi tidak mau menerima...