~|Tak diizinkan mati|~

5.7K 1.3K 670
                                    

•Rencana gue berjalan lancar, dan karma pun juga begitu lancar. Kami hancur bersamaan•

••••|Before you leave|••••

"Jeano!"

Rina terduduk lemas di depan pintu saat melihat anaknya, anak yang selalu mengeluh sakit padanya tergantung di kamarnya. Naya juga sama, dulu Jeano yang membuatnya hampir bunuh diri, dan sekarang? Siapa yang menjadi alasannya untuk melakukan ini?

Naja meletakkan Jeano di atas kasurnya, cowok itu terlihat kaku. Entah berapa lama Jeano tergantung di atas sana, wajahnya sudah memucat.

"Kita bawa ke rumah sakit, Mas bantu Jeano ke rumah sakit!" Rina menarik ujung celana Julian, penghulu yang tadi akan menjadi orang penting atas pernikahan ini ikut menghampiri.

Lucu ya, jika sudah seperti ini penyesalan datang tanpa beban seolah tak mengingat seberapa abai dan salahnya dia yang menyebabkan seseorang seperti itu. Nekat bunuh diri karena merasa tak ada dukungan, hidup pun tak ada yang memedulikan.

Naja meletakkan Jeano di atas kasur, wajahnya sudah sangat pucat, setelah kelulusan itu Naya tak pernah bertemu dengannya lagi, hingga baru ia sadari Jeano sekurus apa sekarang.

Tangis masih terdengar hebat terutama Rina yang sama sekali tak bisa berdiri melainkan hanya bisa menangis menatap Jeano dengan penuh penyesalan. Sedangkan Naya berdiri menghampiri Jeano yang memejamkan mata bahkan nafas saja sudah tak terlihat.

"KHE NHA PHA KHA MHU PHE HER GHI? KHA MHU MHA HAU THI NGH GHA LHIN HA KHU DHA HAN UH RHUS ANH NHAK INH NHI SHE NDH HIR IHAN?" |Kenapa kamu pergi? Kamu mau tinggalin aku dan urus anak ini sendirian?|

Naya mengguncangkan tubuh Jeano yang tak bergerak sama sekali, Naja mengepalkan tangannya. Sesak rasanya melihat Naya seperti ini, betapa beratnya kehidupan sahabatnya.

"Je, bangun Lo. Gue gak bisa biarin Lo mati gitu aja, ada tanggung jawab yang harus Lo jaga! Ada anak yang harus Lo rawat. Lo udah bikin hancur Naya, dan sekarang Lo mau pergi gitu aja?" Naja berusaha mengguncangkan tubuh Jeano.

Julian berjalan menghampiri Jeano, mencoba mengangkat tubuhnya untuk pergi ke rumah sakit, jika dibiarkan diam maka akan bahaya. Bagian lehernya sudah membiru, wajahnya juga pucat bahkan detak jantungnya tak terdengar.

Semuanya ikut keluar rumah saat Julian dan Naja berusaha mengangkat Jeano untuk di letakan di mobilnya. Sedangkan Naya hanya diam menatap kosong, bagaimana nasibnya jika Jeano benar-benar pergi, kenapa kesialan datang dua kali hari ini.

"Pernikahan ini dibatalkan." Finish, Rina membatalkannya lalu mengejar Julian dan naik ke atas mobilnya.

Lucu bukan, terlambat menyadari. Jika sudah seperti ini penyesalan itu datang dan seolah lupa kejadian beberapa jam yang lalu sebelum semuanya menjadi seperti ini.

"Nay, mau ikut naik?" Naja menghampiri Naya yang nampak meneteskan air mata.

"Aku harus gimana?"

Before you leave [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang