~|Kehancuran tiba|~

6.2K 1.2K 741
                                    

•Ini terlalu tanggung, beban ku akan lebih berat. Kenapa hanya diambil? Mengapa tidak kau bunuh saja aku?•

••••|Before you leave|••••

"Lo yakin dia bakal datang ke sini?"

"Lo pikir dia bakal nolak? Gue yakin dia bakalan datang," ucap Jeano sambil menghembuskan asap rokok.

Aina dan Jeano tengah duduk berdua di depan sebuah hotel, menunggu kedatangan Naya yang siang tadi ia berikan alamat hotel ini. Senyum Jeano terlihat manis namun menyeramkan dalam satu waktu.

"Kayaknya Lo seneng banget."

"Iya gue seneng. Orang yang selama ini jadi objek liar gue, sebentar lagi bakal gue renggut keperawanannya. Dan semua hasrat yang selama ini terpendam bakalan tuntas malam ini juga," ucap Jeano sambil membayangkan hal-hal kotor dalam otaknya, membuang puntung rokok dan menginjaknya.

Aina terkekeh pelan, menyandarkan kepalanya di pundak Jeano sambil memainkan jarinya di dada bidang cowok itu. Menunjukkan senyuman miring, karena rencana yang ia ajukan ternyata diterima baik oleh Jeano.

"Gue gak nyangka seorang Jeano yang main sana sini ternyata jatuh cinta sama si bisu."

"Diam! Gue gak cinta, gue cuma—"

"Cuma gak suka liat dia sama orang lain? Dan suka kalau misalnya dia tersiksa di tangan Lo, gitu?"

Ucapan Aina ada benarnya, kalimat itu membuat Jeano diam dan membuang pandangannya ke arah lain. Melihat jam di lengannya, waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam tapi Naya belum juga datang.

"Kayaknya dia tau rencana ini deh, mungkin. Makannya dia gak datang," ucap Aina bangun dari sandarannya.

Jeano mendengus kesal lalu bangun dari duduknya, "Lo mau kemana?" Kata Aina saat Jeano pergi begitu saja.

"Jemput si bisu."

Aina tersenyum melihat tekad besar pada Jeano, sebegitu gencarnya ia ingin mengambil mahkota Naya dan ingin memilikinya. Dengan langkah pelan Jeano pergi ke arah motor besarnya, sedangkan di sisi lain Aina tengah menelepon seseorang.

"Malam ini om? Mau di mana?"

"...."

"Oh, bener ya bayarannya 50 juta permalam?"

"...."

"Ok om, saya otw."

••••|Before you leave|••••

"Assalamualaikum, Naya..."

Naja sudah berdiri di depan pintu rumah Naya dengan pakaian santainya, menunggu si pemilik nama keluar dari rumahnya. Naja menggigit kukunya sendiri, selepas shalat isya tadi tiba-tiba pikirannya memikirkan Naya.

Klek

"Siapa kamu?"

Naja menatap sosok perempuan cantik yang diyakini sebagai ibunya Naya, dengan cepat Naja mencium tangan Nara dengan lembut.

Before you leave [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang