•Gue cuma mau Lo, Nay. Apa Lo gak bisa ngalah buat serahin diri Lo sama gue?•
••••|Before you leave|••••
"Ayo pulang, Nay."
Baru saja Naya keluar dari kelas, sosok Naja sudah mengagetkannya dengan sebuah genggaman tangannya. Naya menunduk malu dan mengikuti langkah Naja yang membawanya ke parkiran sekolah. Apa ini adalah hari keberuntungan Naya? Jeano bersikap baik padanya, dan orang yang ia cintai memperhatikannya meski hanya memenuhi peran sebagai seorang teman.
"Keadaan Lo baik-baik aja, kan?" Naja bertanya sambil memasang helm bogo miliknya, menatap Naya yang tersenyum dan mengangguk.
"Gak apa-apa Nay, jangan takut. Gue selalu sama, Lo," ucap Naja mengusap bahu Naya bermaksud untuk menyalurkan kekuatan untuknya. Kejadian tadi pagi mungkin akan begitu membekas dan membuat Naya ketakutan, tapi bagi Naya itu bukanlah apa-apa. Sepertinya hidupnya akan seperti ini, mulai sekarang hingga seterusnya.
Naya hendak ke atas motor yang dikendarai Naja setelah mendapatkan instruksi darinya untuk segera naik. Namun baru saja Naya mengangkat satu kaki, tangannya sudah lebih dahulu ditarik oleh seseorang.
"Naya pulang sama gue."
Naya diam di tempatnya dan Naja mematikan mesin motornya, menoleh ke belakang menatap Jeano yang tengah menggenggam tangan Naya dengan wajah datarnya.
"Apaan sih, Lo? Dia berangkat sama gue, pulangnya juga harus sama gue," ucap Naja tak mau kalah.
Lagi-lagi parkiran ramai karena dua primadona sekolah ini seolah bersaing untuk mengantar Naya pulang.
"Akh khu phu lha ngh she ndhi rhi ajh jha." |Aku pulang sendiri aja.|
Naya melepaskan pegangan tangan Jeano dan berlari meninggalkan keduanya yang terdiam melihat Naya pergi.
"Lo sih kabur, kan. Cowok sedeng," ucap Naja kesal.
"Salah Lo."
"Dih, salah Lo lah. Ya kali gue," jawab Naja sambil naik ke motornya.
"Motor kayak gitu sok mau nganterin si bisu, butut."
Naja yang mendengar itu tak terima lalu kembali turun dan melipat tangannya di depan dada sambil menatap Jeano. Hawa-hawanya akan terjadi pertempuran.
"Motor Lo gede, tapi otak Lo tipis. Lebih tipis dari nomor seri motor gue."
"Gue gak ada waktu buat berantem sama cowok Cepu kayak Lo." Jeano membalasnya singkat dan segera menghampiri motornya meninggalkan Naja yang masih bergumam tidak jelas.
Jeano menghentikan motornya di depan seorang gadis yang berjalan sambil menunduk, membuka kaca helm full face miliknya menatap datar Naya dalam.
"Naik!"
Naya menggeleng menolaknya, dalam benaknya ia harus menjauhi Jeano yang menurutnya sangat berbeda dan lebih lembut dari biasanya. Meski gaya bicara tidak berubah, tapi perlakuan di UKS saja membuat Naya berpikir yang buruk tentangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Before you leave [END]
Teen Fiction❝Sebelum kamu pergi cuma luka yang kamu kasih, tapi saat kamu hendak pergi cintaku yang kuberi.❞ Katanya anak pertama adalah anak yang paling dinantikan oleh semua pasangan yang baru menikah. Mereka hanya ingin memiliki anak, tapi tidak mau menerima...