~|Rencana Jeano|~

5.8K 1.1K 619
                                    

•Yang bodoh itu mereka, punya alasan benci Naya cuma gara-gara dia bisu. Padahal mereka bisa ngomong juga cuma ngomongin orang-Naja•

[17+]

••••|Before you leave|••••

"Woy bro."

Suara bising terdengar di seluruh ruangan, bau alkohol khas tempat ini begitu menyengat. Tempat kotor yang sering Jeano datangi kala stress dan jika ada masalah di rumahnya.

Jeano tersenyum tipis saat mendapati temannya yang bekerja sebagai DJ di club malam ini, namanya Nathan. Jeano datang ke sini bersama dengan Aina, partner yang selalu ia bawa kala pergi ke tempat ini.

"Lusuh banget muka, Lo. Lagi ada masalah nih pasti." Tebak Nathan sambil memberikan segelas beer pada Jeano dan segelas susu soda pada Aina.

"Ah kenapa sih gue selalu di kasih minuman ini, gue juga mau minum beer," komentar Aina menatap Nathan kesal.

"Gak baik cewek minum beer, udah susu soda juga enak. Iya gak, Je?" Nathan menyenggol bahu Jeano dan si pemilik hanya mengangguk.

"Kemarin pas Lo minum beer mabok, kan? Video Lo juga kesebar," ucap Nathan lagi sambil terus menyangka beer ke gelas Jeano.

"Tuh gara-gara dia, bikin emosi aja. Kena skors gue dari sekolah, mana gue salah tuduh, emang sialan Jeano."

Nathan hanya tertawa sedangkan Jeano sibuk melirik ke sana ke mari untuk mencari seseorang.

"Sekolah yang bener jangan dugem terus Lo, mau jadi apa nanti?" Nathan melayangkan sentilan ke kening Aina membuat Aina meringis kecil sambil mengusap keningnya.

"Cari apa sih, Je?"

"Nyokap gue."

Aina menghela nafas, selalu seperti ini jika ke club Jeano hanya mencari ibunya yang selalu pergi ke sini untuk menjadi wanita bayaran.

"Emang nyokap Lo masih sering ke sini? Bukannya dia mau menikah?" Nathan yang sudah tahu tentang ini membuka suara.

"Lo kayak gak tau mereka aja, meski mau menikah kan juga sering ke sini buat senang-senang. Mungkin nyokap Lo gak datang ke sini kali," ucap Aina mengambil alih gelas yang dipegang Jeano dan meminumnya tepat di mana tadi Jeano mendaratkan mulutnya di gelas itu.

"Gak mungkin, dia tadi udah siap-siap pas gue tanya dia mau ke sini." Jeano menatap Aina yang mengambil gelasnya.

"Gue duluan ya, udah bagian gue nih. Tonton gue ya, gue bakal bawain DJ yang keren." Nathan menepuk bahu Jeano dan Aina, mendekatkan bibirnya ke arah Aina dan mereka berciuman sekilas. Ini sudah biasa, sebagai tanda pertemanan katanya.

Nathan pergi menembus keramaian, ia begitu tampan dan menjadi pusat perhatian orang. DJ kebanggaan club malam ini, banyak perempuan yang sengaja datang hanya untuk melihat pesona Nathan.

"Jean, udah Lo jangan minum terlalu banyak!" Aina mengambil alih botol yang dipegang Jeano dengan paksa.

"Lo gak usah ikut campur, layani gue kalo sampe gue mabok."

Aina menghela nafas berat, memutar bola matanya malas dengan ucapan yang baru saja Jeano lontarkan.

"Lo tuh ya selalu gitu, kalo gue hamil gimana?"

"Gugurin."

Aina membulatkan matanya kaget mendengar jawaban begitu enteng dari Jeano.

"Gila Lo."

Jeano diam dan kembali meminum beer nya, Aina dan Jeano memang sering melakukan hal terlarang itu. Bagi Aina itu adalah kesenangan, dan bagi Jeano Aina adalah tempat dirinya memuaskan hasratnya.

Before you leave [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang