⚔⚔⚔Bantingan gelas tinggi menimbulkan suara semacam penghantar kematian bagi Hanzel yang hanya bisa merunduk kaku menatap Xiaodejun yang kini tengah memasang wajah penuh amarah. Ceceran air cukup kental itu melewati lemari buku tak terurus. Meleleh begitu saja tanpa peduli pecahan kaca itu bisa melukai siapapun.
"Cari dia."
"Ivona Delmarine sedang tidak ada di Istana, Yang Mulia." Hanzel kian merinding tatkala mata Xiaodejun menatap tajam kearahnya.
"Aku tidak ingin mendengar jawaban seperti itu, Hanzel."
"Tapi—"
"Just go then!" Hanzel merunduk seraya mundur perlahan, hingga tubuhnya menghilang di lahap pintu.
Xiaodejun mendesis kesal, lantas membanting dirinya sendiri menduduki sofa usang dengan meja dipenuh botol-botol wine. Meja itu mengingatkannya pada pertemuan pertama dengan Ivona di tempat ini. Sebuah kontrak berisi syarat telah gadis itu tanda tangani dan sekarang ia justru lalai dari tugas dengan cara yang cukup menguras tenaga.
"Gadis itu memang berani mengambil resiko." Senyum miring terbit membingkai wajah sempurna tanpa celah. Satu siasat telah tersusun secepat kilat dan akan segera terealisasi saat Hanzel berhasil meringkus Ivona.
⚔⚔⚔
"Ibu bangga padamu, El."
Gadis yang kerap disapa El itu hanya tersenyum jumawa menghadap kaca. Garis wajah oriental miliknya mendesis sedikit kesal lantaran sang Ibunda dengan sengaja menyubit pipi putih mulus milik El.
"Ibu! Jangan berlebihan, ini bahkan belum seberapa." Tawa sumbang Elleanor mengisi celah-celah gorden yang dibuka.
Pemandangan petang di Elhana memang sangat memanjakan mata. Tetapi Elleanor merasa ada yang lebih menarik dari sekedar pemadangan saja. Elhana memang Kerajaan paling unik sekaligus indah disaat yang bersamaan. Begitu pikirnya.
"Apa Ibu tau, bagaimana ekspresi Ibu Ratu saat Ayah berhasil menyuapnya?"
Wanita pertengahan empat puluh itu mengerjap singkat, "Memangnya seperti apa?"
Elleanor memasang gelang seraya terkekeh kecil, "Wajahnya seperti peminta-minta yang baru saja mendapat uang."
Helda—Ibunda Elleanor membulatkan mata, lalu setelah itu tertawa begitu kencang yang disusul oleh kekehan sinis dari putrinya.
"Ibu Ratu berhasil membangun image yang bagus di depan Raja, tapi di belakang? Ia hanya bisa meminta sedekah."
Elleanor bangkit berdiri. Ia membalikkan tubuhnya seraya memegang kedua bahu Helda erat.
"Aku berani bersumpah padamu, Ibu." Elleanor menyipit tatkala debu halus masuk ke kamarnya, "Anakmu ini akan duduk di kursi paling tinggi Elhana dan membuat Ibu Ratu menjadi pijakanku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost In Wonderland✔︎
Fanfiction[ "𝑇ℎ𝑒𝑟𝑒'𝑠 𝑛𝑜 ℎ𝑎𝑝𝑝𝑦 𝑒𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑓𝑜𝑟 𝑢𝑠. 𝐵𝑢𝑡 ℎ𝑒𝑟𝑒, 𝑎𝑡 𝑙𝑒𝑎𝑠𝑡 𝑤𝑒 ℎ𝑎𝑣𝑒 𝑜𝑛𝑒, 𝑐𝑎𝑛 𝑤𝑒?" ] Setidaknya ada 1 dari 100 orang yang percaya bahwa dunia dua dimensi itu ada. Dari sekian banyaknya manusia yang tidak perc...