⚔⚔⚔
"Biarkan aku masuk!"
Pemuda beriris coklat gelap itu menggeleng lemah, sarat akan kekhawatiran dan kecemasan yang dapat Ivona rasakan. Yangyang sebelumnya tidak pernah seperti ini. Raut wajah lelaki itu terlihat sangat asing.
"Kumohon jangan, Nona. Pangeran Hendery sedang tidak bisa diganggu." Ivona menoleh, membalas ucapan Yangyang dengan lirikan tajam.
"Aku ingin bertemu Hendery sekarang juga. Kenapa kau terus menahanku?!" Teriakan Ivona mampu membuat Yangyang membisu.
Lelaki itu memejamkan matanya singkat, lantas mundur perlahan. Ia tak lagi menahan Ivona. Namun sebelum gadis itu membuka pintunya, suara berat Yangyang kembali terdengar.
"Apapun yang Pangeran lakukan saat ini, itu bukan dari kehendaknya." Ucap Yangyang semakin membuat Ivona meyakini diri untuk membuka pintu keemasan itu.
Suara derit pintu terdengar, menembus keheningan malam yang diam-diam menusuk dada Ivona. Udara yang sedari tadi mendingin, kian menusuk kulit saat netra Ivona menatap kedua manusia lawan jenis itu sedang— bahkan Ivona tak sanggup mengatakannya. Pikirannya terlanjur membeku.
"Hendery?!" Jerit Ivona kemudian memaksa kedua orang itu memisahkan diri.
Lelaki tampan itu nampak berantakan. Kemeja putihnya tak lagi rapi, matanya memerah dengan kancing kemeja yang sudah terbuka. Tak jauh beda dengan Hendery, Elleanor pun sama. Lipstik merahnya mengabur, rambut hitamnya juga teracak-acak.
Pemandangan menjijikkan apa yang sudah Ivona saksikan sekarang?
"Nona..." Panggil Yangyang mengguncang bahu Ivona. Gadis itu tak merespon, bibirnya kelu, lututnya melemas.
Semua permintaan maaf yang tersusun dikepala mendadak buyar entah kemana. Berganti dengan adegan menjijikkan yang Ivona saksikan sekarang. Adegan itu terus berputar sampai kepala Ivona rasanya ingin meledak.
"Ona..."
Panggilan itu adalah panggilan yang akan Ivona benci mulai detik ini. Ivona tak menghiraukan jeritan pemuda itu, ia berlari sejauh mungkin yang ia bisa, membawa kedua kaki jenjangnya bersama dengan air mata yang terus berjatuhan.
"Ivona! Tunggu!"
Hendery terus mengejar, mengabaikan kecepatan lari Ivona yang terus menerus mengabaikannya.
"IVONA! Gue bilang tunggu ya tunggu!"
"Apa?! Lo mau apa sekarang?!" Ivona balik menatap nyalang. Mata gadis itu memerah, tanda bahwa dirinya sudah berada diambang batas emosi.
"Ona, semua yang lo lihat tadi, please, itu bukan keinginan gue..." Hendery mencoba meraih jemari gadis itu, tetapi Ivona menolak keras.
"Jadi itu keinginan Elleanor?! Gitu maksud lo?!" Jawab Ivona, "Hendery, gue nggak nyangka lo bisa kayak gitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost In Wonderland✔︎
Fanfiction[ "𝑇ℎ𝑒𝑟𝑒'𝑠 𝑛𝑜 ℎ𝑎𝑝𝑝𝑦 𝑒𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑓𝑜𝑟 𝑢𝑠. 𝐵𝑢𝑡 ℎ𝑒𝑟𝑒, 𝑎𝑡 𝑙𝑒𝑎𝑠𝑡 𝑤𝑒 ℎ𝑎𝑣𝑒 𝑜𝑛𝑒, 𝑐𝑎𝑛 𝑤𝑒?" ] Setidaknya ada 1 dari 100 orang yang percaya bahwa dunia dua dimensi itu ada. Dari sekian banyaknya manusia yang tidak perc...