[End]

251 50 12
                                    

⚔⚔⚔

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚔⚔⚔


Di penghujung musim gugur, langit-langit Elhana berubah menjadi sedikit kelabu. Hujan pun lebih sering datang. Meskipun gerimis, namun intensitas airnya mampu membuat genangan yang cukup mengganggu.

Aktivitas Elhana hari cukup sibuk, terutama untuk keluarga kerajaan. Sedari subuh, para pelayan sudah berbondong-bondong mempersiapkan segala hal yang diperlukan untuk penobatan Pangeran Mahkota. Iya, tepat hari ini dan besok, ada acara besar yang dilakukan secara berturut-turut.

Setelah diumumkannya penobatan sang Pangeran Mahkota, masyarakat mulai antusias, terlebih lagi dengan berita pernikahan sang Pangeran sehari setelah penobatan. Undangan mulai disebar ke beberapa daerah sekutu, beribu-ribu orang akan hadir dalam upacara pernikahan putra kedua Raja Castopelan nanti.

"Saatnya menuju ruangan utama, Pangeran."

Di tengah hingar-bingar euphoria itu, Hendery berdiri seorang diri menatap dari balkon kamarnya, melihat begitu banyak dedaunan yang gugur hampir menutupi keseluruhan taman Cavelia.

Hendery jadi mengingat sebuah memori manis tentang Cavelia. Dahulu, tempat itu adalah saksi bisunya bersama Ivona. Di dalam ingatannya, mereka sama-sama terjebak dalam suatu perasaan yang tidak terjemahkan, tempat dimana mereka pertama kali memutuskan untuk menerima kenyataan tentang pernikahan, juga tempat mereka saling berbagi rasa lewat sentuhan. Semua tentang Cavelia itu terasa damai, sehingga Hendery enggan meninggalkan kedamaian itu, ia ingin terus menyimpannya untuk waktu yang lama, semoga.

"Raja Castopelan sudah menunggu anda, Yang Mulia." Yangyang kembali bersuara ketika netranya menilik Hendery yang masih setia memandang ke depan.

"Cavelia," Kalimat yang Hendery jeda membuat Yangyang mengangkat alis samar, "Aku ingin ke Cavelia, sebelum bertolak ke ruang utama."

"Para tamu sudah menunggu, Pangeran. Saya rasa, anda harus pergi sekarang juga."

Helaan nafasnya mengudara, bercampur dengan angin sepoi yang menerbangkan gorden besar. Hendery mengangguk kecil tanda mengerti. Yangyang pasti sudah bosan memperingatinya, terlebih lagi hari ini adalah hari penting, seharusnya lelaki itu pergi secara tepat waktu.

"Baiklah."

Merunduk singkat, Yangyang kini telah mempersilakan Hendery berjalan terlebih dahulu. Dengan berat hati, Hendery memutus pandangannya kearah Cavelia. Kini ia berjalan tegak dengan seragam lengkap yang membalut tubuhnya sempurna. Bunyi sepatu high knee Hendery menggema nyaring sepanjang lorong istana, membuat kesan tegas nan mengintimidasi.

Tepat saat tubuhnya menghadap kearah pintu besar yang sudah dijaga kedua prajurit, Hendery menarik nafas panjang, mengusap pangkal hidungnya seraya mengatur ekspresi sedemikian rupa. Satu tapakan sepatu beserta bunyi deritan pintu emas itu, membuat para tamu memalingkan wajah kearahnya. Sejauh ini, Hendery dapat dengan mudah melihat Ivona yang dibalut veil dan gaun emeraldnya tengah duduk di kursi depan tempat keluarga kerajaan dan tamu khusus berada.

Lost In Wonderland✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang