9. Syldorince At 5 O'clock

360 92 17
                                    

⚔⚔⚔

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚔⚔⚔



Syldorince.

Adalah salah satu tempat beraroma buku yang berlokasi tepat disamping Istana Pangeran. Di sepanjang lorong perpustakan Istana bersebrangan dengan pembatas beton yang memisahkannya dengan danau luas. Ketika menapakkan kaki di lantai marmer, seluruh atensi dari kalangan manapun akan terkagum-kagum sambil berdecak heboh. Bukan berlebihan, hanya saja memang selayak itu untuk dipuji.

Mencoba mendorong pintu ganda dengan ukiran khas abad pertengahan itu, menandakan bahwa Ivona sudah tiba pertama kali disana. Berdecak sebal karena belum juga pintu itu terbuka, ia memilih untuk berdiri sambil menunggu seseorang yang tengah membawa kunci. Pukul 5 pagi menjadi saksi bisu kelakuan tak bermoralnya. Pasalnya, perpustakaan Istana memang terbuka untuk kalangan umum pada jam tertentu saja. Tidak mungkin sepagi ini.

Tetapi, demi misi sialannya, Ivona tidak lagi memperdulikan moral dan kelancangan.

"Lama banget sial." Keluh Ivona melirik Hendery dengan pandangan merendah.

Pangeran abal-abal itu mencubit ujung hidung Ivona ketika ia akhirnya sampai, "Nggak usah protes, sekarang masuk."

Hendery menggunakan setelan santai untuk saat ini. Syukurlah, setidaknya pemuda itu tidak terlalu mengundang banyak pandangan curiga jikalau ia menggunakan setelan kerajaan.

"Kunci?" Ivona menadahkan tangan.

"Biar gue aja."

Hendery melangkah mendekat. Kemudian menjulurkan kunci kecil keemasan yang berhasil ia dapat dengan cara berbohong kepada ajudan pribadinya, Liu Yangyang.

Setelah mengirim pesan singkat pada Ivona subuh tadi, Hendery mengatakan bahwa ia bisa menggunakan akses perpustakaan atas keinginannya sendiri. Ivona diam-diam membatin, ada juga gunanya Pangeran abal-abal ini.

"Lama banget kenapa sih? Lo bahkan nggak bisa buka kunci?! Apa-apaan." Geram gadis itu lalu merampas kasar kunci ditangan Hendery.

"Nih coba! Emang situ bisa?" Katanya meremehkan. Ivona menggeser tubuh kurus Hendery, lalu memasukkan kembali kunci kecil itu hingga berbunyi "klek" singkat.

Hendery melotot, pura-pura menggaruk kepalanya dengan senyuman canggung.

"Emang dasar lo nya aja yang mager." Ivona mendengus samar, lalu mendorong pintu tinggi itu hingga suara deritan nyaring memasuki pendengarannya.

"Gue ngantuk, Onaa. Kemarin gue nggak bisa tidur."

Tertawa singkat, Ivona menapakkan dua kaki mulusnya ke lantai marmer tersebut, "Homesick? Dih, anak Mami."

"Ck. Gue serius!"

Mengabaikan ocehan tak berguna dari Hendery, gadis itu memutuskan untuk berjalan sebentar mengelilingi ruangan besar itu. Di pojok kiri sebelah pintu masuk diisi dengan meja tinggi yang biasanya dipakai oleh penjaga perpustakaan. Sedangkan di sebelah kanannya terdapat deretan kursi panjang dengan meja berbahan kayu mahoni yang bersinar saat pantulan lampu gantung diatasnya menyala.

Lost In Wonderland✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang