⚔⚔⚔
"Bagaimana bisa Nona Delmarine terlambat datang?!"
Lizéa merunduk, tak tau lagi harus bereaksi apa saat dirinya ditimbun banyak pertanyaan dari sang Ibu Ratu. Wajah wanita itu terlihat marah, bersamaan dengan nadanya yang kian meninggi. Madam bersedia melerai, mengatakan bahwa mungkin Ivona sedang ada urusan. Namun hal itu jelas tak mengurangi rasa jengkel Ibu Ratu.
"Sudah jelas-jelas ini kompetisi, bagaimana bisa dia mengabaikan peraturan." Cerca Elleanor terlihat ikut mengompori. Lizéa hanya bisa mendecak dalam hati.
"Nona sedang dalam kondisi terdesak, aku minta maaf atas namanya." Kata Lizéa, "Nona bersedia mengulang kompetisi ini—"
"Mana bisa?!" Elleanor bangkit seraya menepuk meja keras, "Perempuan yang sudah mengabaikan peraturan kompetisi dilarang mengikuti ujian lagi."
Ibu Ratu mengangguk, "Lady Elleanor benar. Ivona Delmarine otomatis didiskualifikasi untuk ujian ke dua–"
"Yang Mulia, tolong berikan waktu untuk Nona, saya mohon. Situasi Nona sangat mendesak, tolong berikan dia kelonggaran di hari pertamanya."
Elleanor menggeram rendah. Berani-beraninya gadis pelayan ini menentang apa yang sudah ia katakan. Elleanor maju selangkah, menatap obsidian Lizéa dengan pandangan mencemooh. Satu gerakan cepat tanpa disengaja menampar keras pipi Lizéa. Gadis itu tersungkur seraya memegang pipinya yang panas.
"Kalian sama-sama pelayan rendah. Untuk apa kau mengorbankan pipimu ini untuk Ivona?" Bisik Elleanor. Lizéa hanya meringis, meminta bantuan pun sepertinya tidak ada yang peduli.
"Sejak Hendery menjadikan pelayan sebagai calon permaisurinya, mereka jadi semakin menjadi-jadi." Komentar Ibu Ratu yang langsung dibalas senyum miring Elleanor.
Adegan itupun tak lepas dari netra seseorang yang baru saja membuka pintu. Tatapan mata Ivona menajam, tatkala dirinya melihat Lizéa duduk tersungkur di lantai. Hal apa saja yang mereka lakukan selama Ivona tidak ada?
"Apa yang kalian lakukan?" Tanya Ivona dengan nada rendah.
Ibu Ratu dan lainnya otomatis membungkuk. Bukan hanya ada Ivona saja disana, melainkan Raja Castopelan juga turut datang bersamanya. Sang Raja menatap tajam Ibu Ratu. Lalu berdeham rendah sebelum berbicara.
"Aku ingin mengatakan sesuatu kepada kalian semua."
⚔⚔⚔
1 jam yang lalu.
Ivona duduk di tangga lorong Istana dengan perasaan campur aduk. Anak rambutnya beterbangan kesana-kemari tak tentu arah. Sama seperti keadaan hatinya sekarang.
Pangeran Xiaodejun belum siuman, tetapi sepertinya dia sudah lebih membaik akibat pertolongan pertama Ivona barusan. Jujur saja Ivona sama sekali tidak keberatan mengobati seseorang. Tetapi situasinya kali ini berbeda. Ivona tengah berada di dua pilihan sulit. Xiaodejun atau kompetisinya. Kalau saja Ivona masih tetap berambisi, Xiaodejun tentu akan semakin parah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost In Wonderland✔︎
Fanfiction[ "𝑇ℎ𝑒𝑟𝑒'𝑠 𝑛𝑜 ℎ𝑎𝑝𝑝𝑦 𝑒𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑓𝑜𝑟 𝑢𝑠. 𝐵𝑢𝑡 ℎ𝑒𝑟𝑒, 𝑎𝑡 𝑙𝑒𝑎𝑠𝑡 𝑤𝑒 ℎ𝑎𝑣𝑒 𝑜𝑛𝑒, 𝑐𝑎𝑛 𝑤𝑒?" ] Setidaknya ada 1 dari 100 orang yang percaya bahwa dunia dua dimensi itu ada. Dari sekian banyaknya manusia yang tidak perc...