48. Gloomy Rain

187 47 4
                                    

⚔⚔⚔

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚔⚔⚔



Begitu baju armor Hendery terpasang lengkap, lelaki itu lanjut berjalan cepat menuju Mexofolterm—tempat dimana beratus-ratus prajurit bersama para panglima menduduki kuda mereka masing-masing. Hendery menjadi orang terakhir yang menapak kakinya di padang rumput luas itu.

Dahulu Mexofolterm menjadi tempat yang Hendery paling benci di Elhana. Tempat ini membuat Hendery terus berlatih sampai lelaki itu lelah. Namun sekarang, kebencian itu seolah-olah pergi, berganti menjadi sebuah sendu yang tak berkesudahan.

Entahlah, perasaan seperti itu selalu datang ketika Hendery akan berangkat untuk berperang.

"Presenting you, King of Elhana, King Castopelan!"

Semua kepala tertunduk ketika sang Raja mengambil tempat di tengah-tengah. Untuk kali ini ia tidak ikut menyelesaikan masalah di luar sana. Bukannya tidak peduli, Raja sedang menjalankan taktik dari Perdana Menteri saja.

Raja menjelaskan bahwa pembelot-pembelot itu bermunculan pasti karena dipicu seseorang. Jadi pria itu memutuskan untuk mengirim kedua Pangeran bersaudara dan beberapa panglima handal untuk mengatasi itu. Sementara mereka berperang, kondisi kerajaan harus terjaga dan Rajalah yang bertugas kali ini.

"Pergilah! Bawa pemimpin mereka menghadap ke ruang sidang istana secepatnya." Ungkap Raja yang dibalas dengan sorakan kompak.

Castopelan tersenyum simpul, cukup tenang karena sudah ada dua Pangeran yang siap sedia berangkat menuju medan perang. Setidaknya, kedua penopang Elhana pasti membawakan sebuah kemenangan.

"Come safely, My sons." Ucap Castopelan pada kedua anaknya. Hendery tentu mengangguk patuh, sementara Xiaodejun tetap pada wajah datarnya. Tak bergeming sedikitpun.

Beratus-ratus prajurit dengan senjata lengkap mulai berjalan gesit meninggalkan Mexofolterm, begitu juga dengan masing-masing pemimpin mereka yang sudah pergi lebih awal. Hendery kebetulan memimpin satu pasukan, mereka bergerak melalui pintu belakang istana—membasmi para pembelot itu dari belakang. Sementara Xiaodejun dan Hanzel bergerak dari depan, sesuai dengan strategi yang Perdana Menteri jabarkan barusan.

Dari tempat Hendery berpijak saat ini, kondisi terbilang cukup parah. Banyak rakyat tak berdaya menangis kencang saat mengetahui rumah mereka sengaja di bakar habis. Anak-anak kecil tak berdosa diseret kesana-kemari, diikat lalu dikumpulkan menjadi satu.

Tangisan yang Hendery dengar barusan kian nyaring saat salah satu anak lelaki memohon meminta pengampunan. Hendery membawa kudanya mendekat, ia terus menatap si pembelot dengan emosi yang memuncak. Si anak lelaki masih terus menangis, memohon ampun supaya ibunya lekas dibebaskan.

"Lepaskan mereka." Seru Hendery menarik pedang dari sarungnya, mengarahkan benda tajam itu tepat di leher si pembelot.

"Wah, Pangeran Mahkota?" Pria bertubuh kekar itu tertawa sinis, "Mau menjadi pahlawan untuk kedua manusia rendah ini?"

Lost In Wonderland✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang