Begin.

1.4K 171 12
                                    

⚔⚔⚔

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚔⚔⚔

"Gimana kalau kita pasangin Hendery sama Ivona?"

"Boleh-boleh! Mereka berdua kayak punya kemistri gitu kan ya?"

"Gue saranin tanya mereka dulu."

"Nggak usahlah, biar surprise."

"Surprise pala lo copot! Hendery temen gue, njing. Gue tahu gimana dia."

Perundingan siang itu lagi-lagi tidak mendapatkan hasil. Anak-anak Theater hari ini berkumpul di ruang khusus bagi pengurus inti—seperti biasa merundingkan acara pementasan sebuah Drama. Acara ini dilombakan secara besar-besaran, tentu saja dengan membawa nama sekolah, itu sebabnya mereka sangat selektif memilih peran.

"Menurut gue, pendapat Kak Mark dan Kak Dejun sama-sama bener, deh." Intan, si adik kelas menengahi, "Kak Mark bilang, Kak Hendery sama Kak Ivona cocok. Tapi seperti kata Kak Dejun, kita harus nanya dulu, nggak sembarangan mutusin sepihak."

Dejun mengangguk keras. Sedangkan Mark menghela nafas.

"Gimana, Van? Kita nanya lagi?"

Novan. Ketua ekskul Theater memandang satu persatu anggota intinya.

"Oke, panggil mereka berdua sekarang." Jawabnya langsung diangguki para pengurus.

Tak lama kemudian sang calon pun memasuki ruangan. Keduanya tampak saling pandang lalu mendengus bersamaan. Mereka berdua menatap para pengurus secara bergantian, meminta penjelasan kenapa mereka bisa berada disini.

"Kenapa?" Hendery buka suara.

Novan menyuruh Mark dan Dejun yang menjawab.

"Apaan sih malah lirik-lirikan?" Hendery menyeletuk lagi. Otomatis Mark merotasi mata dengan malas.

"Lo sama Ivona bakal jadi calon pemeran utama—"

"NGGAK!" 

"NGGAK BISA!"

Novan berjengit kaget, belum ada beberapa menit, ucapan Mark langsung dipotong begitu saja.

Novan berdiri di samping Mark, menatap anggotanya intens, "Dengerin dulu napa ah, kalian mah suka nyimpulin sendiri."

"Kak, please jangan aku." Ucap Ivona memohon, "Aku nggak mau jadi pemeran utama apalagi sama dia." Tunjuknya pada Hendery yang masih memasang wajah santai.

"Gue juga nggak mau. Asal lo tahu aja, scenario drama yang lo buat selalu nggak masuk akal." Cerca Hendery.

"Bedakan yang namanya nggak masuk akal sama kreatif, Mr. Hendery Wong."

"Cieee hapal nama guee, ciee." Goda Hendery dibalas dengusan keras.

"Van." Panggil Hendery hingga sang ketua menolehkan kepalanya, "Harus gue banget? Sama dia pula? Nggak ada yang lain?"

Novan memijit pelipis, "Tau sendiri kan Theater tahun ini anak-anaknya pada males dan sering ilang-ilangan? Makanya gue minta bantuan ke lo pada."

"Lo juga paham kan, Van, kalau kita ini lebih cocok mainin peran Tom and Jerry daripada drama romantis?" Jelas Ivona. Dia sang penulis drama, ia tahu adegan romantis di drama tersebut sama sekali bukan diperuntukkan untuknya dan Hendery.

"Ya, terus siapa dong?" Tanya Mark frustasi.

"Lo sama Herin lah, Mark. Lo cocok tahu, sekalian PDKT." Celetuk Hendery.

Mark menggelengkan kepala tidak habis pikir. Sedangkan Novan kembali mengkondusifkan.

"Herin sama Mark udah termasuk cast nya kok, cuman bukan main aja. Kita cuman butuh main role-nya, dan menurut kita lo sama Hendery cocok." Kata Dejun.

Ivona menatap seluruh anggotanya, mata mereka mengisyaratkan kelelahan samar. Melihat itu Ivona menjadi iba, ia tahu anggotanya sudah bekerja keras membangun kembali Club Theater yang dulu sempat jatuh. Pandangan Ivona mendarat pada pemuda disampingnya, Hendery juga beberapa kali mencuri pandang kearah Ivona, seperti meminta pendapat. Sekalipun Hendery adalah musuhnya, Ivona mengakui pemuda itu cukup bertanggung jawab dan profesional jika dihadapkan pada situasi seperti ini.

"Gimana, Heng?" Tanya Ivona. Ngomong-ngomong, Ivona punya nama beken untuk Hendery. Aheng. Nama itu sudah menjadi nama samarannya.

"Kasian mereka. Gue juga mikir ini ada hubungannya sama kesuksesan lomba kita." Kata Hendery.

Kemudian Ivona mengangguk, "Yaudah, Van. Kita setuju." Putus Ivona.

"Yes! Akhirnyaaaa." Seru mereka berbarengan. Merayakan persetujuan ini bagai hadiah tak bernilai.

Novan menepuk tangannya beberapa kali untuk kembali mengembalikan suasana.

"Oke guys, karena masalah casting dan lain-lain udah beres, gue mau besok kita sama semua cast kumpul di ruangan ini, kita coba dulu beberapa dialognya sekalian latijan dikit-dikit, paham?"

Semua mengangguk serempak, kemudian membaur untuk meninggalkan ruangan. Hendery dan Ivona kembali saling pandang, lalu seperti biasa mendengus dan pergi bersamaan.

Dalam dua minggu kedepan ia dan Hendery akan menghabiskan banyak waktu. Sungguh bukan ide yang bagus bagi kesehatan jiwanya, karena Hendery memang kerap kali membuat ia naik darah. Tapi semoga saja lewat projek drama ini, ia dan Hendery berbaikan walaupun itu mustahil dilakukan.



》●●●《

Lost In Wonderland✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang