Bab 28. Council

3.2K 528 25
                                        

UPDATE!!!

Ayo semua merapat! Siapa yang nunggu chapter ini? Mana suaranya?

Oke langsung aja ke cerita, semoga kalian suka dan happy reading 😁😁

Vote comment share

Follow recommend

Love,
DyahUtamixx


Belum di edit


"Kemana kau akan membawaku?" tanya Sydney dengan senyum geli tidak lepas dari wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kemana kau akan membawaku?" tanya Sydney dengan senyum geli tidak lepas dari wajahnya. Kedua tangannya masih melingkari leher Sebastian dengan posesif, membiarkan pria itu menggendongnya dengan mesra. Dia bertanya seperti itu karena Sebastian tidak menggendongnya ke pintu keluar Pack house, melainkan menaiki anak tangga menuju lantai atas bangunan. Sydney memperhatikan interior pack house yang begitu mewah dan disaat bersamaan begitu hangat, nyaman serta bersahabat, berbanding terbalik dengan pack house milik Blackblood Pack yang begitu dingin dan terkesan lebih mirip rumah model yang banyak dipajang fotonya di majalah. Dia juga bisa melihat begitu banyak foto-foto anggota pack dengan senyum bahagia mereka terpajang di dinding pack house, menandakan betapa harmonisnya ikatan yang terjalin pada Darkmoon Pack. "Sebastian?"

Sebastian yang sejak keluar drai ruang pertemuan mengatupkan mulut rapat dna tidak mengatakan apapun, perlahan membuka mulutnya dan berkata, "aku ingin membawamu ke kamarku di pack house. Itu adalah kamar yang kugunakan jika aku menginap disini."

"Ah begitu ... aku pikir kau akan membawaku pulang ke rumah."

"Alpha Dominic baru saja memerintahkanku melalui mindlink untuk tidak pergi kemanapun dan tetap di pack house." Sydney bergumam asal sebagai respon dari penjelasan Sebastian. "Alpha Ezra dan juga perwakilan Blackblood pack baru saja meninggalkan wilayah Darkmoon Pack." Ungkap pria itu kemudian. Suasana kembali hening. Baik Sydney maupun Sebastian sibuk dengan pikiran masing-masing, hingga akhirnya langkah Sebastian terhenti di depan sebuah pintu kamar. Pria itu melepaskan satu tangannya dari tubuh Sydney dan memutar gagang pintu, setelah pintu terbuka, Sebastian melangkah masuk.

Sydney menarik napas saat memperhatikan kamar yang ditempati oleh Sebastian di pack house. Hanya satu hal yang dapat Sydney deskripsikan untuk kamar ini, Sebastian. Ya, kamar yang menjadi tempat bagi Sebastian jika menginap di Pack house memang sangat mendeskripsikan pria itu. Simple dan hangat. Jika interior rumah pria itu sederhana dan terkesan homey, yang memnag mencerminkan tempat untuk ditinggali sebuah keluarga, maka kamar ini mendeskripsikan Sebastian sendiri, menjelaskan kepribadian pria itu dan Sydney merasa untuk pertama kalinya masuk ke dalam diri Sebastian, mengenal sosok Sebastian dengan pandangan yang berbeda.

Kamar ini didesain dengan tema warna yang simple, yaitu putih dengan sedikit sentuhan warna abu. Kasur berukuran Queen Size diletakkan di sisi kanan kamar yang dekat dengan jendela bertirai putih. Di sisi kasur terdapat meja kecil yang berfungsi untuk meletakkan lampu tidur dan jam serta benda-benda esensial lain dan terdapat cermin besar dengan frame silver diletakkan di sebelah meja kecil. Di lantai yang berupa kayu dengan warna abu gelap, terdapat karpet beludru tebal yang terlihat nyaman. Di sisi lain kamar terdapat meja kerja dimana sebuah laptop duduk dengan manis. Di sisi meja kerja tersebut terdapat rak buku dan di sisi lain adalah lemari pakaian. Lalu di sisi yang dekat dengan pintu, terdapat sofa panjang sederhana yang di depannya ada sebuah meja TV lengkap dengan TV smart berukuran 32 inci. Di sudut-sudut ruangan ditempatkan sebuah tanaman hias agar terlihat lebih segar.

SEBASTIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang