[Spin-off The Eternal Bond]
#1 In Werewolf
#1 In Fantasy-Romance
Cerita ini adalah versi baru. Sebelumnya berjudul second Chance.
DON'T PLAGIARISM! I DON'T HAVE ANY RESPECT FOR SOMEONE WHO COPY MY WORK!
••••••••
Sydney Carrington terlahir sebagai w...
Ayo semua merapat!! Siapa yang nunggu chapter ini? Coba mana suaranya???
Oke langsung aja ke cerita, semoga kalian suka dan happy reading 😁😁
Vote comment share
Follow recommend
Love, DyahUtamixx
BELUM DI EDIT
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sydney tertidur dengan pulas. Dia begitu lelah akibat perjalanan serta buaian tangan Sebastian yang mengusapnya dengan lembut, jangan lupakan pelukan hangat yang mampu membuat Sydney merasa damai dan tentram. Sydney baru terbangun ketika waktu makan siang yang diadakan oleh Council tinggal lima belas menit lagi. Kedua matanya terbuka perlahan, kemudian manik hazelnya mencari sosok Sebastian yang tidak terlihat batang hidungnya di dalam kamar.
Sydney menguap dan dengan enggan bangkit dari posisi tidurnya. "Sebastian?" panggilnya dengan suara yang masih terdengar serak efek dari bangun tidur. Kepalanya menoleh ke kanan dan kiri mencari sosok Sebastian yang tidak kunjung muncul setelah dirinya memanggil. Sydney memgusap perutnya yang membuncit, sebuah gerakan yang membuat dirinya merasa tenang sebelum beranjak turun dari kasur.
Dia melangkahkan kakinya menuju jendela yang terbuka. Semilir angin sejuk berhembus menerpa wajahnya. Tirai putih yang kembali disibak terbuka bergerak mengikuti tiupan angin. Sydney memperhatikan selama sesaat suasana wilayah Council melalui jendela sebelum berbalik menuju pintu kamar untuk mencari Sebastian.
Dia seharusnya merapihkan penampilannya yang sedikit berantakan agar tidak terlihat memalukan saat makan siang nanti, namun Sydney lebih ingin bertemu dan memeluk Sebastian. Apakah bersikap manja pada pria itu salah satu bawaan kehamilannya? Sydney melangkah keluar kamar. Lorong terlihat begitu sepi seolah tidak berpenghuni dan saat Sydney menajamkan pendengarannya berusaha mencari suara, hanya ada keheningan yang dia temukan. Bahkan tidak terdengar suara sedikitpun berasal dari kamar Alpha Dominic dan Luna Charlotte.
Sydney mengerutkan keningnya bingung, namun itu tidak bertahan lama ketika dia mendengar suara langkah kaki mendekat, dan saat kepalanya menoleh ke asal suara, Sydney melihat Sebastian berjalan menuju ke arahnya dengan sebuah kotak putih cukup besar berada di tangannya. "Sydney? Kapan kau bangun?" Sydney memperhatikan penampilan Sebastian yang mengenakan setelan jas berwarna abu dengan kemeja putih serta dasi berwarna biru navy. Pria itu melangkah mendekat dan dnegan satu tangannya yang bebas, mengusap pipi Sydney lembut. "Kenapa kau tidak memanggilku lewat mindlink? Pasti kau terkejut bangun di tempat yang asing."
Sydney menggelengkan kepala dan menjawab, "Tidak. Aku hanya terkejut saat bangun dan mendapati diriku sendirian di kamar." Matanya melirik kotak putih yang ada di tangan Sebastian. "Kotak apa itu?" tanya Sydney seraya menunjuk ke kotak.