[Spin-off The Eternal Bond]
#1 In Werewolf
#1 In Fantasy-Romance
Cerita ini adalah versi baru. Sebelumnya berjudul second Chance.
DON'T PLAGIARISM! I DON'T HAVE ANY RESPECT FOR SOMEONE WHO COPY MY WORK!
••••••••
Sydney Carrington terlahir sebagai w...
Seb kembali hadir untuk kalian! Siapa yang nunggu chapter ini? Mana suaranya?? Hohoho
Oke langsung aja ke cerita, semoga kalian suka dan happy reading 😁😁
Vote comment share
Follow recommend
Love, DyahUtamixx
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sydney perlahan menggelengkan kepala dan bangkit berdiri, lalu dengan gerakan cepat, dia menghapus air mata menggunakan lengan sebelum menyunggingkan senyum kecil pada Gamma Reed yang memperhatikan dirinya lekat. "Tidak. Aku tidak bisa mengatakannya padamu, ini ... maafkan aku, sebaiknya aku kembali ke kamar." Sydney membungkukkan sedikit badannya lalu berbalik dan berjalan meninggalkan Sang Gamma sendiri, namun yang tidak Sydney sadari adalah tatapan lekat nan misterius yang pria itu arahkan padanya.
Dia berjalan memasuki villa, menyusuri tiap lorong dengan pikiran yang berkecamuk hingga tidak menyadari sekelilingnya sama sekali, bahkan tidak sadar jika telah tiba di kamar. Sydney baru sadar dari dunia kecilnya ketika dia mendengar suara pintu tertutup di belakangnya dengan bantingan cukup keras, membuat dia terkejut akibat suara bantingan tersebut.
Perlahan dia melangkah ke kasur dan mendudukkan dirinya disana, dengan helaan napas panjang Sydney menatap ke arah dinding dengan tatapan datar dan kosong. Pertanyaan yang Gamma Reed berikan padanya menyadarkan dirinya bahwa apapun yang terjadi, apapun yang dia lakukan, dan seberapa jauh dirinya berada, dia akan tetap terhubung dengan Ezra, kalau dirinya adalah milik Ezra, dan tidak ada yang bisa menyelamatkan dirinya dari jeratan pria itu.
Jikapun ada seseorang yang mampu, Sydney yakin orang itu tidak dapat mengalahkan Ezra yang merupakan seorang Alpha. Kenyataan itu membuat Sydney begitu tersiksa, dia tidak ingin merasakan semua ini, ikatan yang tidak diinginkannya. Sydney mengangkat tangan dan mencengkram area dada dimana jantungnya berdegup dengan cepat. Ingatan akan mimpinya, atau bisa dibilang rohnya yang datang mengunjungi Ezra merupakan pengingat untuk Sydney, seberapa jauh dirinya berada, jiwanya akan tetap menginginkan Ezra.
Rasanya dia ingin berteriak sekencang-kencangnya. Sydney masih harus merasakan rasa yang menyesakkan ini, dan tidak ada yang bisa dia lakukan selain menangis di dalam kesendirian. Diab isa mendengar suara rengekan Eloise di dalam pikirannya, diingatkan sebuah fakta bahwa mereka tidak akan bisa memutuskan hubungan dengan pria yang telah menyakiti mereka, adalah sebuah kesedihan yang begitu menyiksa. Sydney terisak dan meminta maaf pada Eloise. Jika saja dia tidak naif dan mudha percaya pada Ezra begitu saja, mungkin kejadian ini bisa terhindarkan.
Sydney menarik napas dan memejamkan mata, lalu perlahan dia membaringkan diri di atas ranjang yang begitu empuk. Bayangan akan masa lalu, senyuman yang Ezra berikan padanya, wajah tampan yang memikat Sydney begitu mudah, sentuhan, rasa ketertarikan, percikan tiap mereka bersentuhan, Sydney begitu menyesal dengan dirinya yang mudah terlena dengan semua hal itu. Dia begitu bodoh dan tidak dapat melihat keburukan dibalik kebaikan yang dimiliki soulmatenya.