Bab 11. Kenyataan Pahit

2.2K 385 30
                                    

UPDATE!!!

Ayo semua merapat! Siapa yang nunggu chapter ini? Mana suaranya???

Oke langsung aja ke cerita, semoga kalian suka dan happy reading 😁😁

Vote comment share

Follow recommend

Love,
DyahUtamixx




Sydney menggigit bibir bawahnya dengan gugup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sydney menggigit bibir bawahnya dengan gugup. Kedua tangannya saling bertaut dengan kuat. Tengkuknya terasa basah oleh keringat dingin. Sydney menatap sekeliling ruangan dengan pandangan kalut. bagaimana tidak? Saat ini dia sedang berada di Alpha's suite yang ada di pack house, dia gugup karena menunggu Ezra untuk mendatanginya sebab malam ini mereka akan menyelesaikan ritual mating. Sydney tidak tahu bagaimana harus menghadapi momen ini. jujur, dia sendiri masih tetrlalu muda dan belum siap untuk melakukan semua ritual ini, tapi dirinya tidak bisa menolak keinginan Ezra.

Tentu dia ingin menjadi milik Ezra dan Ezra menjadi miliknya, tapi entah kenapa dia tiba-tiba merasakan titik keraguan di dalam hati, begitupun dengan Eloise yang tiba-tiba diam dan memilih untuk bersembunyi di dalam pikirannya yang terdalam. Sydney menunduk dan memperhatikan gaun tidur yang dipakainya. Setibanya dia di pack house, para pelayan yang dikhususkan bekerja untuk melayani Alpha mempersiapkan dirinya dengan begitu serius. Bahkan Sydney dipakaikan sebuah gaun tidur pilihan sang Alpha pada dirinya, gaun tidur yang sekarang dirinya kenakan. Sydney mendesah keras dan merasakan perasaan tidak nyaman. Dia adalah tipe yang senang mengenakan kaus lengan panjang dan celana tidur panjang, menggunakan gaun tidur seperti ini bukanlah gayanya.

Sydney mendongakkan kepala dan menatap jam di dinding. Sebentar lagi Ezra kembali dari rapatnya dengan para petinggi pack membahas upacara pengangkatan dirinya sebagai Luna, dan sebentar lagi ritual matingnya dengan Ezra akan dilakukan. Seluruh tubuhnya semakin berkeringat dingin akibat gugup dan jantungnya berdegup dengan cepat. Punggungnya seketika menegang ketika mendengar pintu kamar terbuka. Sydney memusatkan manik hazelnya ke arah pintu dan dia hanya bisa menelan ludah saat matanya bertemu dengan sepasang dua bola mata bermanik hijau milik Ezra yang dipenuhi oleh gairah. Senyum miring menghiasi wajah pria itu dan Sydney bergerak gelisah ketika mata Ezra menatap dirinya dari ujung kepala hingga ke ujung kaki.

Ezra melangkah semakin dalam ke kamar dan berhenti tepat di depan Sydney yang sedang duduk di pinggir ranjang. Satu tangannya terulur menyentuh dagu Sydney, mengangkat kepala wanita itu agar mata mereka kembali bertemu. Pria itu menunduk dan mencium kening serta bibir Sydney singkat sebelum menjauhkan diri dan berjalan ke arah set sofa. Ezra mendudukkan dirinya di salah satu sofa dan membalik gelas kristal yang sudah disediakan oleh pelayan, begitupun dengan sebotol alkohol. Ezra melepaskan jas yang dikenakannya dan menggulung lengan kemejanya hingga ke siku, kemudian pria itu menuangkan alkohol ke dalam gelas kristal tersebut sebelum meminumnya hingga tandas. Ezra melakukan semua itu tanpa mengalihkan pandangan sedetikpun dari Sydney.

SEBASTIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang