Bab 6. Kesempatan

2.2K 378 14
                                    

UPDAYE!

AYO SMEUA MERAPAT!

Seb kembali hadir menemani malam kalian. Siapa yang udha nunggu chapter ini? mana suaranya?

oke langsung aja ke cerita, semoga kalian suka dan happy reading 😁😁😁

Vote comment share

follow recommend

Love,

DyahUtamixx



BELUM DI EDIT

Keesokan harinya Sydney terbangun dengan keadaan penuh keringat dingin dan tubuh yang tegang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keesokan harinya Sydney terbangun dengan keadaan penuh keringat dingin dan tubuh yang tegang. Kepalanya menunduk dan memperhatikan tangannya yang gemetar. Masih begitu jelas di dalam benaknya akan mimpi yang dialaminya semalam. Ezra. Lagi-lagi dia memimpikan tentang Ezra, bagaimana pria itu menyakiti dirinya melalui matebond dengan melakukan hal intim bersama she-wolf lain, rasa sakit yang dirasakannya, lalu ketika pria itu mengatakan kata-kata kasar, caci maki yang membuat Sydney serta jiwa serigalanya-Eloise, meringkuk sedih dan patah hati, sikap pria itu yang begitu dingin. Kebaikan palsunya, semua itu menghantam Sydney secara bertubi-tubi.

Dia tidak tahu bagaimana caranya untuk melupakan semua trauma ini. Hidupnya akan selalu dibayang-bayangi oleh kegelapan Ezra, menandakan bahwa Sydney belum sepenuhnya bebas, dan entah kenapa rasa penyesalan tiba-tiba menyusup ke dalam batinnya. Apa dengan cara seperti ini dia bisa hidup dengan tenang tanpa perlu menoleh ke belakang setiap saat? Apa sebaiknya dia mati.

Mati.

Seketika Sydney membelalakkan mata. Ide yang dulu begitu ditakutinya, entah kenapa sekarang terlihat menggiurkan. Lebih baik dirinya dan bayinya tidak hidup, dibandingkan harus kembali ke dalam pelukan Ezra yang bagaikan neraka. Tubuhnya semakin gemetar hebat dan jantungnya berdgeup cepat. Tidak terasa air mata mengalir di pipinya. Bukankah dengan kepergiannya dari dunia ini, dia akan sepenuhnya bebas dari Ezra? Dia tidak perlu dibayang-bayangi oleh ketakutan lagi.

Tidak! Tidak! Tidak!

Sydney menggelengkan kepala cepat sebelum menjambak rambutnya kasar, mencoba untuk mengusir pikiran-pikiran gelap nan menggoda itu. Dia tidak boleh menyerah dan takut. Dia tidak salah. Dia tidak salah. Dia hanyalah korban, Ezra yang bersalah. Pria itu telah menyakiti dirinya, pria itu telah menyia-nyiakan bond mereka, pria itu telah memilih, dan sekarang adalah waktu bagi Sydney untuk memilih.

Dengan pemikiran itu, Sydney menyibakkan selimut yang menutupi sebagian tubuhnya sebelum beranjak turun dari atas kasur. Dia harus berpikir jernih untuk masa depannya dan juga bayinya. Tidak boleh dia izinkan pikiran gelap itu hadir kembali. Kematian bukanlah jalan terbaik. Dia memang sendiri di dunia ini sekarang, satu-satunya orang yang memiliki ikatan darah padanya, membalikkan badan, dan satu-satunya orang yang ditakdirkan untuk berbagi hidup dengannya telah buta oleh amarah dan dendam, tapi Sydney masih memiliki Eloise yang tidak akan pernah mengkhianatinya dan juga calon bayinya.

SEBASTIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang