S I X

138 36 0
                                    

Makan ceri buah PeteJangan lupa vote cerita ane-----------------------------------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
Makan ceri buah Pete
Jangan lupa vote cerita ane
-----------------------------------------

Yupiter tengah berada di depan teras rumah Lyra. Selepas pulang makan ketoprak, Yupiter memilih mampir terlebih dahulu ke rumah Lyra, numpang minum.

"Ah ... Mantap!"

"Jangan kuat-kuat!"

"Dih, ambigu banget bahasa Lo!" ketus Lyra.

Lyra tengah mengurut tangan kekar milik Yupiter, karena, tadi tak sengaja tangan Yupiter terjepit engsel pintu. Tak masuk akal, mungkin ini adalah alasan sekaligus modus Yupiter pada Lyra.

"Gue boleh minta sesuatu gak?" tanya Yupiter.

Lyra berhenti mengurut tangan Yupiter dan memasukan mintak urut itu ke pouch kecil bewarna hijau di sebelahnya.

"Minta apaan Lo?!" sergah Lyra.

"Dih, sensi amat. Gak jadi deh, ngambek gue!" ujar Yupiter yang membuang wajahnya ke samping.

"Bilang atau gue tendang junior Lo!" ancam Lyra.

"Yaudah!"

"Gue boleh minta sesuatu gak!?" ulang Yupiter dengan sedikit berteriak.

"Minta apa, tuh?" tanya Lyra.

"Tangan, Lo."

"Tangan?" ujar Lyra bingung, diapun memberikan tangannya pada Yupiter.

"Terus, mau ngapain?" tanya Lyra.

"Biar cinta aku ke kamu gak bertepuk sebelah tangan."

Perkataan Yupiter, serta netranya yang menatap Lyra dalam. Pandangan mereka bertemu, tapi Lyra segera memutus kontak mata.

"Makan noh minyak urut!" ujar Lyra mengoleskan tangan yang masih berminyak ke wajah Yupiter.

"Kurang ajar, Lo!"

_____________________________

"Dih ngapa nih, Bianca nelpon gue." ujar Lyra yang baru saja membuka ponselnya.

Panggilan video tak terjawab pukul 19:56

Bianca gemuy🖕

ngp nelpon, Nca?

// Gpp cuma tertekan aja.

Lo ada masalah? Cerita aja sama gue.

// Gak, cuma tertekan aja.

yaelah, sama temen sendiri. Biasalah masalah ada aje, lu yang sabar ye.

// CUMA TERTEKAN ANJING! GUE LAGI LIAT PROFIL LO, TERUS TERTEKAN VIDEO CALL!

yee ... Tertekan². Keteken kek, ajg lo.


Lyra dibuat terkekeh sendiri oleh Bianca, sejak kapan Bianca menggunakan bahasa formal. Huh, lagi-lagi Lyra tertawa seperti orang gila di malam ini.

Tapi, malam ini perut Lyra sangat lapar. Dia turun ke bawah untuk mencari apa yang bisa di makan, dia membuka lemari makan dan tak ada apapun disana.

Dia pun memilih ke bagasinya untuk mengambil sepeda hitam dan menaikinya, dengan modal uang sepuluh ribu, Lyra ingin makan nasi goreng Mang Ujang.

Dia mengoes pedal sepedanya, malam ini tak terlalu gelap. Banyak bintang yang menyinari, jalanan komplek memang sepi tapi ketika keluar akan lumayan ramai.

"Mang, nasi goreng satu ya." pesan Lyra.

"Siap, Neng!"

Warung nasi goreng pinggir jalan Mang Ujang memang ramai, nasi gorengnya yang lezat membuat lidah meronta-ronta.

Lyra memilih untuk membuka ponselnya terlebih dahulu,

"Permisi, boleh duduk sini?" tanya lelaki dengan Hoodie hitam.

"Boleh, duduk aja." jawab Lyra tanpa menengok.

"Hai, Lyly?"

Tunggu, suara yang seperti Lyra kenal. Dia melihat ke lelaki yang ada di hadapannya, dia masih memakai tudung Hoodie di kepalanya dan memakai masker hitam.

"Lo manggil gue?" tanya Lyra.

Lelaki ini diam.

"Jawab! Lo manggil gue, gak?" tukas Lyra.

Dengan tidak sabar, Lyra membuka tuduh Hoodie itu beserta masker yang lelaki itu kenakan, tidak sopan memang. Tapi, yasudahlah.

"Venus ... "

"Udah lama gak ketemu, Ly."

"Terakhir kali, kapan ya?" tanya Venus.

"Gue gak kenal sama Lo, gue permisi."

Tangan Lyra di cekal oleh Venus, diapun ikut berdiri dan menatap mata Lyra dalam. Kerinduan yang keduanya rasakan, degup jantung yang tak beraturan, namun, Lyra dengan spontan memutus kontak matanya.

"Lepasin gue!" tekan Lyra.

"Duduk dulu, kita udah lama gak ketemu." ucap Venus.

"Itu bukan urusan gue, lepasin tangan gue!" ketus Lyra.

"Kenapa Lo jadi kasar gini, Ly?" tanya Venus.

"Lo gak perlu tahu, yang terpenting gue gak mau berurusan lagi sama orang kayak Lo!" sarkas Lyra.

Venus melepaskan cekalan tanganya pada Lyra, membiarkan Lyra pergi dari warung itu dan diapun duduk sendiri merenung disini.

"Gue mohon, kejar gue." gumam Lyra dalam hati.

"Gue ingin, namun tubuh seakan menolak. Maaf, Ly." sepertinya telepati mereka memang ada, setelah gumaman itu Lyra benar-benar pergi dari sana.

ANTARA VENUS DAN YUPITER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang