S E I Z E

129 27 3
                                    

Cuma mau bilang, tolong hargai setiap karya yang dibuat oleh orang lain. Secercah jejak yang kalian berikan itu sama saja 1000+ semangat untuk melanjutkan cerita ini.
___________________________

"Ini serius, Laura kok malah ke mall sih?!" kesal Liza.

Kini Liza dan Venus tengah berada di salah satu mall Jakarta, mereka tengah menguntit Laura yang tengah memasuki mall tersebut.

Venus meletakkan helmnya di atas jok motor dns begitu juga dengan Liza, mereka tak ingin basa-basi lagi. Mereka segera mengikuti Laura dari kejauhan.

"Lo jangan terlalu dekat, nanti ketahuan loh!" peringat Venus.

"Siapa juga yang mau dekat, masa dekat doang jadian kagak." jawab Liza dengan sedikit berbisik.

"Ngapa Lo jadi bucin, njir?" tanya Venus.

"Ssssstttt ... " Liza meletakkan jari telunjuknya di bibir Venus.

Seketika pergerakan mereka terhenti, keduanya malah saling melemparkan pandangan. Venus menatap lekat bola mata hitam milik Liza, begitu juga dengan Liza yang seakan terhipnotis oleh wajah milik Venus.

Keduanya sadar dan tersenyum kikuk, mereka memilih untuk mengikuti lagi Laura yang akan memasuki toko parfum. Namun, Laura bertemu dengan seorang gadis disana, sepertinya mereka kenal siapa gadis itu.

Mereka lebih mendekat agar bisa tahu apa yang dibicarakan oleh Laura dan gadis itu, gadis yang dihadapan Laura tampak menunduk dan berbicara ragu padanya.

"Itu bukannya Adinda Cempaka, ya?" bisik Liza.

"Yang kemarin di bully sama Laura 'kan ya?" tanya Liza.

"Sumpah, bacot Lo kebanyakan. Gue gak bisa denger mereka ngomong apaan?!" ketus Venus.

"Santai dong!"

"Lah, Laura mana anjir?! Ngilang." ucap Venus.

Liza menengok ke arah toko parfum tadi, benar saja Laura sudah tak berada disana. Mereka lagi-lagi saling pandang, kini pandangan yang membingungkan.

"Kalian nyari gue?"

_____________________________

Tiga motor sport hitam terparkir di rumah mewah bertingkat dua, suasana rumah yang sepi. Mereka membuka pagar sendiri karena di pos satpam tak ada orang yang menjaga, kebetulan pagar tak dikunci.

Yupiter tak habis pikir kenapa pagar dibiarkan tak digembok padahal tak ada satpam yang menjaga, Yupiter tak bisa menahan rasa untuk masuk ke dalam rumah Lyra.

Ting tong ...

Ting tong ...

Dua bunyi bel tak digubris, Langit dan Bumi berjalan kesana-kemari untuk mencari orang dirumah besar ini.

Ting tong ...

"Gak ada orang kali, Yup." ucap Bumi.

"Ada sayang ada." jawab Yupiter.

"Ih, najis." cibir Bumi.

Ting tong ...

Pintu utama rumah ini terbuka, menampilkan wanita paruh baya dengan rambut yang sudah lumayan memutih. Dia menampilkan senyum pada ketiga lelaki didepannya.

"Kalian nyari siapa?" tanya wanita tersebut.

"Nyari Lyra, hm ... Lyra ada?" tanya Yupiter.

"Ada sayang ada." bukan wanita itu yang menjawab melainkan seorang gadis yang baru turun dari tangga.

ANTARA VENUS DAN YUPITER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang