Q U A T O R Z E

130 29 5
                                    

Mentari mulai masuk melalui celah apapun, menyambut pagi dengan kicauan burung yang bernyanyi di atas pohon. Udara yang lumayan sejuk dan suhu yang tak terlalu panas.

Lyra sudah bersiap dengan seragam sekolahnya, memulai hari baru tanpa Mona. Dia membuka pintu kamar dan turun kebawah, biasanya Mona akan berada disana dengan celemek di perut yang memberikan kotak bekal padanya.

Biasanya Anto sudah mengomel jika dia terlalu lambat, sekarang ia tak tahu diamnya Anto berada. Di call tak pernah di angkatnya, chat beribu-ribu pun belum kunjung menjadi centang biru.

Lyra tersenyum, dia harus bisa merelakan semuanya. Dia berlalu keluar dari rumah mengabaikan panggilan dari Bik Nuhun yang ingin memberikan bekal padanya.

Tak butuh waktu lama, Lyra keluar dari dalam mobil. Dia berjalan gontai di koridor, seperti mayat hidup kali ini. Dari semalam ia tak menelan ataupun meneguk segelas dan sepiring nasi.

Bibir pucat dan mata panda yang menghias wajah ayunya, orang-orang yang menegurnya pun ia abaikan.

"Lyra." panggil Venus.

Lyra berhenti dan menatap Venus penuh arti.

"Maaf."

"Hanya maaf?" tanya Lyra.

"Ly, gue gak tau kalo Tante Mona meninggal. Maafin gue juga yang gak datang, dan maafin gue untuk kejadian semalam." tutur Venus.

"Gue udah maafin." ujarnya.

Bruk ...

"M-maaf, kak."

Lyra seperti kenal dengan gadis di depannya, Adinda. Ya, Adin yang berada di belakangnya menabrak tubuh Lyra yang ingin berbalik.

"Gak apa." jawab Lyra hangat.

Lyra memasuki kelasnya, dia langsung disambut hangat disana. Yupiter pun langsung menghampirinya sedangkan Venus memilih untuk duduk di belakang Yupiter.

"Udah dong Ly, jangan sedih terus. Semua orang pasti diselimuti masalah." bujuk Bianca.

"Namanya manusia hidup ya pasti diselimuti masalah, kalo cuma mau diselimuti wijen mending jadi onde-onde aja." celetuk Bumi.

Semua mata tertuju pada Bumi, Bumi kalo ngomong suka gak dikontrol ya, pen nabok ginjalnya.

"Bumi gonjang-ganjing mukamu kaya anjing." ujar Langit.

Mereka terkekeh melihat Bumi selalu kalah jika dibalas oleh Langit, Yupiter melihat kearah Lyra yang kini sudah tersenyum sedikit demi sedikit.

"Ringan sama dijinjing berat sama dipikul, kesel anjing pen mukul!" jawab Bumi yang mengapit kepala Langit di keteknya.

"Ketiak Bumi bau api neraka." ucap Langit.

"Demi apa Lo?!" ketus Bumi.

"Canda neraka."

_____________________________

"Selamat pagi, anak-anak." ujar seorang pria paruh baya yang memasuki kelas dua belas IPS lima.

"PAGI, PAK RENO."

"Kita lanjutkan pelajaran sebelumnya ya, oke kita akan membahas tentang minuman Yakult." tutur Pak Reno.

"Pasti tau 'kan apa itu minuman Yakult?" tanya Pak Reno.

"TAHU PAK."

"Bukan, bukan tahu tapi Yakult."

"IYA PAK KITA SEMUA TAHU!"

"Yakult bukan tahu, anak-anak." ulang Pak Reno lagi.

"Pak, selera humor kami lagi gak bagus. Tahun depan mungkin Bapak bisa mencoba kembali." celetuk Yupiter.

ANTARA VENUS DAN YUPITER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang