TRENTE ET UN

66 23 1
                                    

Yok, vote yokk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yok, vote yokk...
___________________________

Setelah kejadian itu, Lyra di panggil ke ruangan kepala sekolah lagi. Semua guru berkumpul di ruangan itu, menatap Lyra dengan nyalang dan seakan ingin di makan.

"Apa ini Lyra?" tanya Pak Dedi.

"Kami semua gak habis pikir sama kamu," sambung Pak Thakur.

"Bisa-bisa kamu mencoreng akreditasi di sekolah ini, kamu memalukan Lyra!" cibir Bu Roslinda.

"Pikiran saya terhadap kamu itu benar, kamu bukan anak baik-baik. Apalagi ada isu bahwa ibu kamu pelakor 'kan?" tanya Bu Roslinda.

Lyra memejamkan matanya, dia tak ingin membawa lagi nama ibunya disini. Emosi Lyra masih bisa di tahan, dia menatap Bu Ros dengan tajam.

"Pikiran saya juga bener tentang ibu, ibu seorang guru tapi cara berbicara ibu seperti sampah!"

Jawaban Lyra menusuk hati Bu Roslinda, wanita itu mendelik tidak suka ke arah Lyra. Setelah itu dia pergi dari sana dan mengisahkan beberapa guru.

"Kasus kamu sudah banyak disini Lyra, tapi ini lah yang paling parah. Bukan cuma nama kamu yang tercoreng tapi sekolah ini juga," ujar Pak Dedi.

"Bapak mengambil keputusan untuk mengeluarkan kamu dari sekolah ini, Bapak tidak perduli mau kamu ujian atau tidak yang terpenting sekolah ini tak dapat menerima gadis seperti kamu."

"Masa depan kamu sudah hancur, di keluarkan dari sekolah dan memiliki skandal yang luar biasa." tambah Pak Dedi.

Lyra tak bisa melawan, dia hanya bisa pasrah. Dia mengangguk dan pergi dari sana, saat keluar dari ruangan kepala sekolah dia sambut dengan lemparan telur-telur yang berbau amis.

Dia masih terdiam, membiarkan tubuhnya di lempari telur dan tepung. Yang parahnya lagi, mereka menarik tangan Lyra untuk ke lapangan. Menyiram Lyra dengan air got yang ada di depan sekolah, memberikan nya lagi tepung dan telur.

Mereka mengacak-acak rambut Lyra yang sudah menjadi satu padu dengan semua yang mereka lempari, Lyra hanya bisa pasrah, terdiam dan terduduk.

"Temen kamu, dia ngasih nomor kamu sama Om. Katanya ini cewek lagi open BO, dan butuh uang."

"Ly, open BO lancar?"

"Gila sih, pinter amat Lo nyari nya. Sampai banyak banget tuh uang,"

"Ly sejam berapa?"

"Hotel Min* aja Ly, "

"Gede juga itu Lo, jadi pingin nyoba gue."

Perkataan itu terus terngiang-ngiang di telinga Lyra, seakan semuanya berputar lebih cepat. Mereka terus menghina, mencibir, dan mem-bully Lyra seperti ini.

"STOP!!!!" teriak Liza, gadis ini memeluk tubu Lyra sangat erat menghalangi benda-benda yang akan mengenai tubuhnya lagi.

"JANGAN ADA YANG BERANI LEMPAR BENDA AMIS ITU SAMA LYRA!!" teriak Liza.

ANTARA VENUS DAN YUPITER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang