H U I T

134 32 2
                                    

Makan ceri buah PeteJangan lupa vote cerita ane-----------------------------------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
Makan ceri buah Pete
Jangan lupa vote cerita ane
-----------------------------------------

Masih disini, di kantin. Yupiter, Langit, dan Bumi. Mereka menuntaskan rasa laparnya karena pelajaran Fisika yang menguras otak tadi.

Langit melihat ke pintu kantin, Lyra bersama anak baru yang tadi pagi masuk dalam kelasnya. Berbincang dan tertawa bersama bagai orang yang sudah kenal lama.

Langit menyenggol lengan Yupiter, Yupiter pun mengikuti arah tunjuk Langit. Sedikit merasa tercubit dengan pemandangan ini namun, dengan cepat Yupiter menetralisir perasaannya.

"Sebenernya dia tau perasaan Lo, cuma bukan Lo yang dia mau. Lepaskan dan ikhlaskan karena, gak semua harapan bisa Lo dapatkan." pekik Bumi yang menyindir Lyra.

Lyra menoleh ke arah Bumi yang meliriknya tak senang, lalu dia menghampiri meja mereka.

"Eh, Yup. Disini rupanya." ujar Lyra.

"Dia memang selalu disini, tapi gak pernah Lo liat. Semacam tulisan-tulisan kecil di power Bank, ada tapi tak terlalu diperhatikan. Padahal dia selalu ada kalau Lo butuh." lagi-lagi Bumi menjawab pertanyaan dari Lyra.

Lyra tak mengerti apa yang di katakan oleh Bumi, dia lebih memilih meninggalkan meja mereka dan lanjut ke meja Bianca, Liza ,dan Dini.

"Anjir 'kan, gak di gubris. Udah lah dia gak bakal bisa ngerti perasaan Lo!" tegas Bumi.

"Bum---"

"Bener apa yang di bilang Bumi, lebih baik lo move dari Lyra. Masih banyak yang lain kok, Bianca ada tuh, Liza juga ada, Dini juga ad--"

"Dini punya gue, njir!" potong Bumi.

"Lo suka sama Dini?" tanya Langit dan Yupiter secara bersamaan.

"Gak, dia Adek gue. Gak boleh pacaran sampe gue punya pacar pokoknya!"

Mereka terkejut, mengapa mereka baru tahu Dini dan Bumi adalah saudara kandung. Ah, mereka sungguh tak pernah mengetahui ini.

"Kita saudara kembar tapi gak seiras, Dini tinggal sama nenek gue. Lagi ada probelm sama Mamah yang belom kelar sampe sekarang, Dini juga gak mau tegur sapa sama gue. Padahal gue---"

"Dramatis banget, gak cocok sama muka Lo." sela Langit.

"Gue kocok muka Lo pake blender buah!" sarkas Bumi.

"Bercanda Bum Bum."

_____________________________

Bel pulang berbunyi, mereka semua berhamburan keluar dari kelas menuju mobil dan halte masing-masing. Lain hal dengan kelas IPS tiga, yang hari ini sedikit pulang terlambat karena guru sejarah, Pak Eko selalu saja memperlambat jam mereka.

"Jadi, awal kemerdekaan kita itu---"

"Jam dinding pun tertawa, melihat guru mengajar tak henti-hentinya." sindir Langit seraya bernyanyi.

"Ada apa Langit?" tanya Pak Eko.

"Masuk Pak Eko, Lapor! Ini sudah jam dua siang, waktunya pulang dan menuntaskan rasa lelah yang dimana hari ini sangat dramatis sekali." tutur Langit.

Pak Eko melihat jam tangannya, benar. Dia menutup buku sejarah dan memasukkanya kedalam tas, dan pamit undur diri.

"Besok kita lanjutkan, ya." ujar Pak Eko.

"BAIK PAK!"

Semua murid pun bergantian keluar dari ruang kelas, lain halnya dengan Lyra yang masih setia mencatat materi yang ada di papan tulis.

"Ly, gak pulang?" tanya Venus.

"Gak, belum selesai."

"Gue tungguin deh." usul Venus.

Lyra menatap Venus, lalu membuang wajahnya malas.

"Ayo, pulang." ajak Lyra.

"Katanya mau nyatat ini dulu?"

"Gue tau nunggu itu gak enak,Menunggu itu adalah hal yang tidak disukai sebagian orang. Jadi, lebih hargailah waktu, agar hadirmu akan selalu di nantikan banyak orang." tutur Lyra.

"Kok, Lo tambah bijak sih." ucap Venus mengacak rambut Lyra.

"Ly, ini buk---"

"Eh, sorry ganggu ya?" tanya Yupiter.

"Yupiter!" pekik Lyra yang membuat Yupiter berhenti.

"Gak ganggu, ada apa?" tanya Lyra.

"Buku bahasa Inggris Lo tadi di laci gue, ini mau gue kembalikan." ujar Yupiter memberikan buku bersampul coklat.

"Makasih, Yup."

"Hi, Bro!" sapa Yupiter.

Venus hanya tersenyum.

"Senyum Lo manis, pantes semua semut pada tertarik."

"Yup, Lo gak homo 'kan?" tanya Lyra was-was.

"Kayaknya iya, karena percuma kalo gue suka sama cewe, sebagian cewe belum bisa melupakan mantan kekasihnya."  sindir Yupiter.

"Ah, tenang aja. Gue udah punya pacar." ucap Venus.

"Gue duluan, Laura udah nungguin di parkiran." izinnya pada Lyra dan Yupiter.

Lyra mematung, dia hanya baper berharap Venus kembali padanya. Nyatanya, Venus masih bersama Laura dari tiga tahun lalu.

"Ayo pulang bocil, Lo di sindir gak ada pekanya anjing!" pekik Yupiter membawa Lyra keluar dari kelas.

ANTARA VENUS DAN YUPITER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang