Q U A R A N T E - D E U X

77 24 0
                                    

Happy reading sistaPencet 🌟 di pojok kiri bawah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading sista
Pencet 🌟 di pojok kiri bawah

___________________________

Hari yang ditunggu-tunggu telah tiba, mendengar kelulusan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. High school JB menjadi ramai saat ini, mading yang berada dibawah menjadi pusat perhatian mereka semua saat ini.

Yupiter berlari tergesa-gesa menghampiri teman-temannya yang berada di meja kantin, mengatur nafasnya untuk mengumumkan kabar gembira persoalan dirinya.

"Gue lulus, coy!" pekik nya dengan senyuman mengembang.

"Yaelah jumlah pengganguran bakal bertambah satu dong karena Lo lulus," ujar Bumi dengan wajah yang dibuat sendu.

"Bumi kalo ngomong minta di tampol ya, teman-teman." celetuk Liza dengan senyuman yang dibuat terpaksa.

Bumi hanya cengengesan sambil menepuk pundak Yupiter, dia mengisyaratkan bahwa perkataan nya adalah bahan bercandaan dan Yupiter memaklumi apa yang dilakukan Bumi.

Mereka bersorak-sorai, merencanakan dimana akan melaksanakan corat-coret baju kebanggaan. Tiba-tiba Bumi teringat sesuatu untuk mengantarkan Langit ke bandara jam dua siang nanti, mereka menyadari raut wajah Bumi yang mendadak suram.

"Kenapa Lo?" tanya Dini merangkul pundak Bumi.

"Kita gak bakal coret-coretan," jawabnya.

"Lah kenapa, 'kan donatur cat dari Yupiter. Udah Lo duduk santai dengan hikmat, gue tau Lo gak mau ngeluarin duit." cibir Dini.

"Bukan gitu, Langit 'kan mau ke Amerika hari ini. Jam dua siang pesawatnya terbang 'kan ya?" tanya Bumi dengan tatapan sendu.

Mereka semua baru teringat lalu mengangguk, Yupiter mendekat ke arah Bumi merangkulnya dan tersenyum manis ke arah sahabatnya itu.

"Langit ke Amerika bukan liburan, dia mau menempuh pendidikan dan merubah diri. Jadi, gak perlu sedih. Langit bakal balik lagi kok menjadi yang lebih baik malahan," ujar Yupiter.

"Tapi gue gak bisa kalau gak ada Langit disini," jawab Bumi dengan lirih.

"Kalau gak ada Langit, langit atas masih ada kok. Langit sama langit itu sama tetap Langit," tambah Yupiter.

"Bentar deh, Lo ngomong apa sih goblok?" tanya Bumi dengan raut wajah kesal.

"Gue bilang, kalo gak ada Langit masih ada langit atas. Langit sama langit atas tetap Lang---"

Ketepakkk...

"Sakit, Bumi!" keluh Yupiter memegang kepalanya.

"Biar encer tuh otak," setelah mengatakan itu Bumi beranjak dari sana dan melenggang pergi di ikuti oleh yang lain.

"Lah, kok gue di tinggal?" tanya Bumi sedikit berteriak.

"LO PANTAS DI TINGGAL, NJIR. NGESELIN AMAT LO JADI ORANG," jawab Bumi dengan berteriak, seisi kantin kini menatap Yupiter.

ANTARA VENUS DAN YUPITER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang