TRENTE QUATRE

93 21 1
                                    

Nembak itik,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nembak itik,

langsung kena.

kamu cantik,

hey nona!
___________________________

Langit berbaring di kasur nya, lelaki ini memikirkan apa rencana selanjutnya untuk menghancurkan Lyra lagi. Langit sangat membenci gadis itu, gadis yang menurutnya sudah merebut segalanya terutama dari keluarga, cinta, dan persahabatan.

Dia bangkit dan mondar-mandir, mengigit jari dan melihat ke arah luar jendela. Sungguh otaknya kini tidak bisa bekerja, entah mengapa semua seakan buntu. Pikirannya kalut dia menonjok dinding kamarnya dengan kuat.

"Langit, kamu kenapa?"

Langit menoleh, mendapati Allen tengah membawa segelas susu hangat dan di letakkan di atas nakas.

"Kamu baik, hm?" tanya Allen.

"Gak, Langit gak pernah baik kalo Lyra masih ada di dunia ini!" sarkas Langit.

Pandangan nya memerah, dia membayangkan wajah Lyra dengan jijik. Dia mengepalkan tangannya kuat, dan menonjok dinding kamarnya lagi.

"LANGIT KAMU APA-APA, SIH!" teriak Allen.

"JANGAN TERIAK SAMA LANGIT, MAH!"

Allen terperanjat, dia tak pernah melihat Langit membentaknya ataupun berbicara dengan teriak seperti ini. Dia membawa Langit untuk duduk di tepi kasur, Allen mengusap tangan kekar Langit.

"Maafin Langit, Mah."

"Gak apa, Mamah juga refleks. Mamah takut kamu kenapa-napa," ujar Allen.

"Papah mana?" tanya Langit.

"Ada urusan kantor."

_____________________________

"Lyra, buka pintunya."

"Lyra apakah kamu sudah tidur, Nak?"

Tok ... Tok ...

"Lyra ini Papah, Nak!"

Pintu kayu coklat itu terbuka, Lyra menatap malas kearah lelaki berpakaian jas hitam tersebut. Dia keluar dan menutup pintunya, duduk di bangku depan rumahnya.

Anto, jam setengah dua belas ke kost Lyra. Ingin membicarakan hal penting dengan gadisnya, sekaligus melihat keadaannya. Anto melihat Lyra semakin kurus, matanya cekung dan bibirnya yang pucat. Melihat itu hati Anto seakan teriris, dia meringis melihat luka sobekan yang ada di telapak tangan Lyra.

ANTARA VENUS DAN YUPITER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang